Senin, 13 Desember 2010

he was out there in this very cold night

Pagi ini gue abis UAS agama dan lanjut UAS mata kuliah IF2030 siangnya. Ya, kode mata kuliah ini sangatlah tidak asing bagi kami anak IF dan EL. Alstrukdat. UAS dari jam 12.30 sampai 14.30, 4 soal dan compile error. hahaha :D

Selesai UAS, gue kumpul angkatan buat latihan drama di dingdong. Gue dateng bentar sih, terus karena laper jadi ke Borju (kantin di Labtek V) buat makan dulu. Alhasil, begitu gue sama yang lain yang abis makan balik lagi ke dingdong, latihan udah beres. fufufu.

Gue diajak Aul nonton Narnia. Ya udah, gue ikut aja buat refreshing abis UAS mata kuliah super dewa itu. Gue sama Aul berangkat duluan. Ardhin sama Beyri yang mau ngikut juga nyusul gara-gara si Beyho --panggilan buat Beyri Maho-- lagi dubbing. Yah, si Beyho emang dapet peran utama buat main di drama sebagai performance angkatan buat Mukrab HMIF 2010 yang bakal diadain hari Sabtu ini.

Ah, udah ngalor ngidul nih. Sebenernya yang mau gue ceritain itu bagian setelah gue beres nonton. Narnia selesai diputar kurang dari jam 9. Gue yang kosannya deket Ciwalk --tinggal ngesot ke sana-- pisah sama mereka bertiga. Gue jalan sampai belokan ke arah kosan. Eh, gue laper. Terus gue liat McD yang di Premiere. Ya udah, gue nyebrang ke McD. Pesen paket Beef Burger seharga Rp15000,00 + pajak 10% jadi Rp16500,00. Begitu gue keluar, ada anak kecil yang jual koran duduk di pintu keluar McD. Dia cuma bilang, "Beli korannya, Mba. Buat beli buku". I dont know whether I have to trust him or not. Gue cuma beranjak dari situ, Nyebrang lagi.Tapi, gue masih merhatiin anak kecil itu. He was still there. Gue kasian banget sama dia. Udah malem. Lewat jam 9 dan dia masih ada di luar sendirian sambil jualan koran.

Gue pun balik lagi ke McD. Cuma sekedar bertanya. Ngapain di sini sampai malem? Jualan koran buat apa?
"Buat beli buku". //perasaan gue, anak sekolah udah mau beres ujian, kenapa baru mau beli buku?
Oh, buat beli buku? Emang sekarang kelas berapa?
"Kelas 4"
Sekolahnya dimana?
"Itu, SD Cipaganti" #padahal gue ga tau ada atau ga SD itu
Ah, ya udah deh. Mana korannya? Saya beli satu.
*sambil nerima koran, ngasih duit buat bayar koran*
Sekolahnya yang rajin ya. Cepet pulang nanti dicariin, udah malem loh. Dingin lagi.

If I said that life's unfair, someone else would say that my life is fair enough.
I still don't get it. What's wrong with this world?
He was just a boy.
I ate McDonald in my cozy room and he was out there. Sitting on the floor. Holding the unsold newspapers. He worked. Yes, he was still out there in this very cold night.

Minggu, 12 Desember 2010

she wrote something about me in her blog

~raches :*

akhir-akhir ini jadi sering lagi main sama raches. hehehe. seneng deh :)
soalnya kan jadwal if sama sti tuh saling berkomplemen. pas yang satu kuliah yang satu nggak„ pas yang lain kuliah, yang satu nggak. satu-satunya waktu kita sekelas cuma tiap rabu pagi yaitu pkn dan agama yang beberapa kali kita bolosin. hehhehe

jadi mengingat-ingat, kenapa yaa aku deket sama raches? padahal seinget aku dulu awal-awal banget TPB dia termasuk unsur yang diskrit. yang maennya ama cowok-cowok diujung sono (baca : fitra, ardhi, rano, ). trus kalo istirahat suka syung hilang entah kemana. iya nggak sih?

hemm„ mungkin itu masalah intensitas juga. hehehe, soalnya saya bener-bener sekelas sama raches itu 1 tahun pisan pas tpb. dari mulai kelas stei 3 untuk pelajaran2 yang dibaginya mod 4, pti-a sama dre yang dibaginya mod 6, sampe pelajaran-pelajaran yang entah dibagi karena apa seperti bahasa inggris.
selain itu nim kami nggak terlalu jauh juga, 263 sama 267.. jadi banyak tugas-tugas akhir semester yang menyebabkan kita end up jadi satu kelompok.

tapi entahlah, bahkan kalau harus memilihpun akhirnya kita jadi satu kelompok. hahaha, jadi ada berapa tugas akhir yang bikin kita bareng ya ches? kpip, fisika 1, fisika 2, tubes pti, ttki„ terus juga bahasa inggris kita sekelompok bikin nemenin alvin bikin essay. hahaha. ada yang kelewat nggak ya? hemmm…
aku suka banget sama yang namanya raches karena dia kecil dan mukanya masuk di tangan saya jadi ngingetin saya sama temen sma saya. hahha

aku juga suka sama raches soalnya dia termasuk orang2 yang nggak marah buku-bukunya (dan bahkan anggota tubuhnya) dicoret-coret untuk memuaskan hasrat iseng saya. hehehe. apa bahkan diem aja yaa??
dia juga orang yang mau aja ngedengerin cerita-cerita saya yang meskipun itu udah diulang berkali-kali dan dia cuma bilang “ini udah ke (berapa) kali, git” …

kadang-kadang jalan pikiran kita sama„ jadi ngetawain sesuatu bareng, ngatain sesuatu bareng, ngomongin sesuatu bareng, ngegosipin sesuatu bareng. hahaha

atau juga kadang-kadang pikiran kita nggak sinkron jadi kita ngobrol dengan membicarakan topik yang berbeda. gw rasa bagian ini kita udah super duper random banget, cuma butuh didengerin, nggak peduli lawan bicaranya ngomongin apa. terus kita ketawa bareng ngatain diri sendiri.
hahahahahaha

semester depan kayaknya kita nggak ada yang sekelas deh, gimana yaa?? kita nggak bisa “ngobrol serius” lagi rach :))

Sosok Seorang Pemimpin

Pagi ini, saya buka salah satu jejaring sosial yang bernama facebook. Membuka Top News dan melihat sebuah status teman saya yang bernama Tomi :
"Subhanallah, Ketua OSIS yang dulu mengkader saya pas SMA skrg menjadi Ketua BEM UI.. Bagaimana dengan saya?hahahaha... Tak pantas rasanya jika kita sudah merasa pantas mengemban amanah besar, yang pantas kita lakukan adalah mempersiapkan diri untuk mengemban amanah.." 
Sang Ketua OSIS itu adalah Maman Abdurakhman. Spontan saya langsung membuka profil fb Mas Maman (panggilan kakak kelas di SMA saya dulu 'Mas dan Mba'). Saat saya yang dulu masih cupu dan baru beranjak dari rok biru menjadi abu-abu, saya dikader oleh angkatan Mas Maman. Sampai saat itu, saya masih belum mengerti bahwa sosok seorang pemimpin sangat memberikan pengaruh yang luar biasa bagi keberjalanan suatu organisasi. Dan sekarang Ketua OSIS saya tersebut memimpin lingkup yang lebih besar lagi, pemimpin tertinggi di kemahasiswaan Universitas Indonesia.

Pertama kali bertemu dengan Pak Ketua OSIS tersebut di bangsal SMA Negeri 1 Cirebon. Sekolah yang dulu masih merupakan sekolah favorit. Ia maju ke depan kami, siswa kelas 1 yang sedang menjalani Masa Orientasi Siswa (MOS). Anak SMP yang masih suka ribut, berisik, dan bergurau. Namun, saya ingat apa yang dilakukan Mas Maman hanyalah mendiamkan kami menggunakan tangannya yang dibentuk sebagai tanda yang kami pahami adalah tanda mohon tenang. Aura kepemimpinannya memang tinggi, ia punya kharisma dari seorang pemimpin. Saat itu, kami pun sekitar 360 orang langsung tenang.

Saya bertanya kepada teman saya, "Siapa tuh?". "Itu ketua OSISnya tau". "Oh."
Karena sedang MOS saya pun tidak berani untuk ngobrol lagi. Dua organisasi siswa tertinggi di sekolah adalah OSIS dan MPK. Saat itu, saya sudah mengenal ketua MPKnya karena dia sekelas dengan saya di tempat les. Nama ketua MPK saat itu adalah Ichwan.
Sepintas pertama kali, saya melihat sosok Mas Maman adalah saat kaderisasi SMA tadi. Nah, kesehariannya di lingkungan sekolah yang saya lihat adalah dia selalu tersenyum. Bahkan kepada adik kelas yang tidak mungkin dia kenal juga dia mau senyum duluan. Budaya yang dulu ditanamkan di SMA kami adalah saling senyum, sapa, dan salam. Yang entah mengapa saat saya kelas 3 budaya tersebut sudah luntur.

Setahun saya merasakan lingkungan akademis yang begitu kondusif. Lingkungan yang benar-benar membuat kita belajar. Saat kelas 1 SMA, saya pun ditunjuk oleh Ketua Murid di kelas saya X4, yaitu Riyan yang biasa dipanggil Jay untuk menjadi perwakilan kelas di MPK. Jay, dulu merupakan ketua OSIS saya waktu SMP dan saya dulu memang sempat diberi amanah untuk menjadi wakilnya bersama Hermawan.

Alhasil, saya pun menjadi anggota MPK sampai kelas 3. Keuntungan menjadi anggota MPK dari kelas 1 adalah, saya sudah bisa ikut belajar berorganisasi lebih cepat dari kawan-kawan saya yang lain. Karena kebijakan di SMA saya adalah pemangku amanah sebagai pengurus OSIS adalah hanya siswa kelas 2. Siswa kelas 1 belum bisa ikut berkontribusi di OSIS. Nah, kebetulan, kurang lebih 1 bulan setelah kaderisasi siswa baru usai, biasanya dilakukan pemilihan Ketua OSIS baru, dan sistem pembentukan struktur organisasi dan pemilihan stafnya adalah dengan sistem kabinet. Sebagai MPK, tugas yang kami emban adalah untuk menyeleksi calon ketua OSIS yang baru hingga menjadi 3 terpilih yang nantinya akan dilakukan kampanye serta pemilu. Mungkin tugasnya seperti PanPel kalau sekarang di himpunan. Tugas lain dari MPK adalah mengawasi kinerja dari kepengurusan OSIS dan pada akhir masa baktinya, MPKlah yang menerima Laporan Pertanggungjawabannya (LPJ). Yah, itu persis kayak tugas DPP lah kalo di HMIF sekarang. Disana kita benar-benar dituntut untuk bertindak seobjektif mungkin. Tidak memandang apakah dia teman kita atau bukan. Hal ini tidak begitu masalah saat saya kelas 1. Saya masih bisa berlaku objektif karena kepengurusa OSIS tidak dipegang oleh temang satu angkatan saya. Dan tantangan untuk tetap bersikap objektif ada saat pemilihan Ketua OSIS saat kelas 2 dan untuk menerima LPJ mereka.


Ya, setelah MOS selesai, dilakukan penyeleksian untuk calon ketua OSIS. Masa bakti selanjutnya sudah terpilih adalah Mas Heru, yang sekarang merupakan mahasiswa ITB juga di program studi Matematika '08. Salah satu wakilnya, yakni Ka Monic sekarang kuliah di UI (saya lupa jurusannya). Setelah LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) yang juga merupakan tanggung jawab MPKdan pelantikan, diselenggarakan LPJ dari masa bakti sebelumnya, yaitu masa bakti 2007 yang dipimpin oleh Mas Maman.


LPJ dilakukan 2 hari. Karena ada 8 divisi, biasanya 4 divisi di hari pertama, dan 4 divisi sisanya di hari kedua dilanjutkan dengan Sekretaris, Bendahara, dan Ketua OSIS. Saat LPJ berlangsung, saya yang notabene masih kelas 1 hanya menyimak karena saya memang tidak tahu bagaimana keberjalanan kepengurusan saat itu. Di saat LPJ dari Ketua OSIS diterima oleh Ketua MPK saat itu, Mas Maman yang memang berjiwa kepemimpinan tinggi, benar-benar meluangkan waktu untuk mengucapkan terima kasih dengan menyebutkan satu per satu pengurus OSIS dan menyanjung apa yang telah mereka masing-masing lakukan. Saat menyimak LPJnya, sayu baru mulai mengerti apa yang harus dilakukan sebagai seorang pemimpin. Dia benar-benar sosok pemimpin yang mengayomi bawahan dan massanya. Dan dia selalu tenang dari yang saya lihat.


Mendengar cerita tentang dia dari teman-teman dan guru saya, sangatlah wajar jika ia menjadi seperti sekarang ini. Mas Maman yang dulu aktif di organisasi tapi selalu meraih peringkat pertama di kelas. Lulus SMA, ia pun berhasil mendapatkan beasiswa penuh dari Sampoerna selama dia berkuliah di Teknik Mesin UI. Ya, saya tahu sedikit cerita tentang dia karena saat kelas 3 SMA, ada jam pelajaran khusu untuk Bimbingan Konseling, dan suatu hari ibu guru BK, mengundang Mas Maman yang sedang berkunjung ke SMA kami untuk masuk ke beberapa kelas 3 sekedar untuk sharing pengalaman Mas Maman yang memang luar biasa. Sosok yang sederhana, murah senyum, pejuang, tidak pernah menyia-nyiakan waktu, sholeh dan rajin beribadah, tawakal, baik kepada semua orang, mampu mengayomi orang di sekitarnya. Saya bersyukur pernah mengambil pelajaran dari dia dan berada di bawah kepemimpinannya walaupun hanya kurang dari 2 bulan. Mungkin sosok pemimpin seperti ini yang dibutuhkan oleh Indonesia sekarang. Kami tunggu masa baktimu untuk negeri, Mas. 

Terakhir komen buat kalimat terakhir dari Tomi. Saya juga mempertanyakan kepada diri saya sendiri, amanah itu membuat saya takut. Takut tidak bisa menjalankannya dengan baik, bahkan takut kalau saya tidak bisa menjalankannya. Setuju dengan pernyataan mari mempersiapkan diri untuk mengemban amanah. Mari bangkit! Hilangkan sifat malas dan tidak produktif!! *berusaha menyemangati diri sendiri*

Kamis, 09 Desember 2010

Masih Terlalu Banyak Hal setelah Demo Tubes 2

Seperti biasa, kembali berada di depan laptop. Dan sekarang gue lagi ada di sekre2 HMIF. Jam 1 tadi ada demo tugas besar Alstrukdat yang kedua --penutup tugas Alstrukdat semester ini. Yayaya, tugasnya bikin Spreadsupersh*t!!!

Yang kayak excel dan kawan-kawannya itu lah. Harus pakai bahasa C dan ga boleh #include string.h :((
Ok. Tapi semua itu telah berlalu. Tepatnya tadi siang dari jam 2 sampai jam 3 kelompok tubes2 gue yang berisikan orang-orang terpilih seperti Kevin, Marchy, Hartono, Gita Cahyani, dan yang pasti gue, --ketawagajelas. Huft.

Gila, hari ini gue dijalan hampir 2 jam. Separuh perjalanan menuju Cirebon tuh kalo gue mudik *jadi homesick*. Padahal tadi gue harus kumpul kelompok sebelum demo jam 1. Tapi baru nyampe jam setengah 2, tepat saat waktu perjanjian demo dengan sang asisten. Untung, kakak asistennya juga telat dan baru dateng kurang lebih jam 2. Gue pun masih bisa bernafas lega setelah lari-larian dari gerbang depan sampai dingdong :D

Beres demo --ga bisa dibilang beres sih orang banyak yang gagal--, gue langsung nyekre. Hohoho. Sumpah ya, hari ini gue gabut banget. Bukannya ngerjain makalah strukdis yang deadlinenya minggu depan *masih lama buat seorang procastinator kayak gue* atau ngapain gitu. Nah ini sekarang gue malah cuma nongkrong di sekre, ga tau apa yang harus gue lakukan, malah gangguin orang yang lagi nubes --red:Gita Desrianti -- dan ngebuzz dari YM biar yang lagi nubes berasa terganggu. *evilsmirk*

Somebody told me? Gue bingung harus ngapain? Masih banyak sih kerjaan yang harus gue lakuin, tapi belum deadline. Gue juga harus belajar buat UAS minggu depan yang notabene gue masih belum paham tentang materi UAS itu. Tapi, tapi, tapi.. Gue MALAS.. hhhhhh

Sekarang sudah lewat Maghrib dan gue pun masih duduk di dekat papan tulis di sekre2 ini. fufufu.

Selasa, 07 Desember 2010

It was A Warning

It was A Warning
Yeach, it was.

Sabtu malam kemarin, gue balik dari kampus hampir jam 9 malam. Gue mau pulang ke rumah kakak gue di Soekarno Hatta. Tapi, gue harus ngambil barang dulu di kosan. Gue pulang naik Margahayu Ledeng dari Cihampelas (dari kosan gue ke Cihampelas memang dekat). Angkotnya kosong banget, jadi gue duduk di depan deh.

Sambil minum sekaleng milo gue nyalain YM buat ngilangin kejenuhan di angkot. Perjalanan yang gue tempuh akan cukup lama soalnya. Lalu, ga jauh dari Cihampelas, sekitar lampu merah BIP, ada seorang ibu yang kelihatannya abis belanja. Dia kelihatannya suka ngobrol. Gue yang awalnya niat mau tidur sepanjang perjalanan jadi ga ngantuk.

Sepertinya dia suka cerita juga. Gue cuma berniat buat mendengarkan saja dan hanya menjawab pertanyaan seadanya. Ternyata, dia menyinggung beberapa hal yang hamir gue lupa lakukan akhir-akhir ini, juga beberapa hal yang gue ga suka padahal itu ga baik buat gue kayak ga suka makan sayur. Pembukaan pembicaraan dia nanya gue kelas berapa? Gue masih terlihat muda ya? Ahaha:D


Hers: Baru pulang?
Gue: Iya, Bu.
Hers: Kelas berapa?
Gue: Udah kuliah, Bu.
Hers :Oh, udah kuliah, masih kecil ya. Masih muda? Baru 17 tahun?
Gue: Ah, ga. Udah 19, Bu.
Hers: Kuliah dimana?
Gue: ITB, Bu.
Hers: Tingkat berapa?
Gue: Baru tingkat 2, Bu.
Hers: Sekarang kuliah 5 tahun ya? Jurusan apa?
Gue: Semoga cuma 4 tahun aja. Informatika, Bu.
Hers: Susah ga kalo komputer gitu? 
Gue: Ya, lumayan #sedih mengingat tubes
Hers: Asalnya dari mana?
Gue: Cirebon, Bu.
Hers: Saya pernah ke sana. Panas banget ya di sana?
Gue: Ahaha, iya, Bu, namanya juga pinggir laut.
Hers: Kos dimana?
Gue: Di Kebon Bibit sih, Bu.

Pembicaraan masih normal
Lewat Riau Junction.

Hers: Tingkat 2 sekarang udah sering pulang malem ya?
Gue: Iya sih, Bu. Udah mulai sering pulang malem gini. 
Hers: Saya dulu waktu tingkat 3 kayaknya baru pulang malem.
Gue: Oh, Ibu dari ITB juga. Jurusan apa, Bu?
Hers: Ah, ga. Saya mah manajemen. Ga suka saya sama IPA kayak gitu. Saya IPS.
Gue: Oh, ya lagian kalo itu mah urusan suka sama hobi, Bu. Tergantung minatnya dimana.
Hers: Lewat sini ya?
Gue: Oh ga, Bu. Sekarang mau ke rumah kakak di Soekarno Hatta.


-- sejauh ini pun masih normal


Hers: Itu giginya kenapa ga dikawat? Ga diurusin ya waktu kecil?
Gue: Emang saya takut dicabut gigi, Bu. Soalnya, kalo mau dikawat, gigi saya harus ada yang dicabut.

#pengalaman buruk waktu SD cabut gigi terus darahnya ga berhenti-berhenti, terus ga pernah mau ke dokter gigi lagi dan jadi takut cabut gigi.

Hers: Wah, mending diurusin dari sekarang. Ya, mungkin sekarang belum kepikiran, tapi ntar kalo udah kerja kan barangkali ganggu penampilan, sayang soalnya. 
Gue: Iya, Bu. #padahal gue masih takut buat cabut gigi sampai sekarang, ahahaha :D
Hers: Padahal kalau berdo’a sama Tuhan, apa saja juga bisa terjadi. Tuhan kan bisa segalanya. Buktinya, teman saya ada yang giginya patah, terus berdo’a buat minta gigi emas. Sudah lama dia berdo’a, sampai dia sudah lupa. Pagi-pagi dia bangun, terus Tuhan bilang coba pegang giginya pakai lidah. Ternyata giginya sudah jadi gigi emas.
Gue: (tertawa kecil hampir ga percaya)
Hers: Bener loh. Mungkin yang denger mah ga percaya malah ketawa. Tapi kan kalo Tuhan mau apa aja juga ya bisa aja. Yang penting kita percaya. Kalo percaya terus berdo’a semua juga bisa aja terjadi. Tuhan kan bisa ngelakuin apa aja. Bahkan, kalo mau ngebangkitin yang udah wafat juga bisa.
Gue: Iya, Bu. #sampai sini gue kira dia Christian


Ada YM masuk lagi, obrolan berhenti selama gue ngebales YM.


Gue: Rumahnya di Binong ya, Bu? Sebelah mana?
Hers: Eh, kok tau?
Gue: Iya, kan tadi Ibu nanya arah Binong pas mau naik.
Hers: Tau Binong? Saya di deket sate situ.
Gue: Oh, sate yang lampu merah?
Hers: Iya, itu yang punya tetangga saya. Satenya enak.
Gue: Iya, emang yang disitu satenya enak. Sering beli juga.
Hers: Yang punyanya itu baik banget. Saya aja suka dikasih. Suka ga mau dibayar kalo saya mau beli. Sekalinya beli kalo saya beli 2 dikasih 5. Beli 5 dikasih 10. Sampai saya ga enak sendiri kalo mau beli.
Hers: Suka masak?
Gue: *malu*. Ahaha, ga Bu. Ga bisa masak.
Hers: Ya, bakat kan ada yang langsung kelihatan ada yang harus belajar dulu terus kelihatannya nanti. (dan seterusnya). Nah, daripada beli makanan mending buat sendiri. Soalnya nasinya aja airnya pakai air ledeng. Itu kan ga baik, itu ada kaporitnya. Ya, kaporit kan ga baik, itu kan buat nyuci ya. Makanya saya mah lebih suka masak sendiri. Sekarang kan penyakit awalnya kebanyakan dari makanan. Kan kita bukan hidup buat makan. Tapi makan buat hidup.
Gue: Iya, Bu. Tapi ya gimana lagi kalo anak kosan mah susah juga, Bu.
Hers: Eh, bisa. Kalo berdo’a, minta sama Tuhan biar dapat makanan yang sehat.
Hers: kalo saya sama makanan tuh suka cepet bosen. Bosenan. Kalo sekalinya lagi suka makan bubur kacang ijo bisa 3 mangkok tapi abis itu bisa berapa bulan sampe  setahun ga makan-makan itu lagi. Jus aja sekarang saya udah lama ga minum. Padahal dulu saya bisa minum 6 liter. Ya, mungkin itu yang diajarin orang tua dulu sih. Kalo lagi ada atau musim mending makan yang banyak. Kan, kalo ga ad amah susah ya nyarinya. Bukan ga mungkin sih. Kalo Tuhan mau, Tuhan bisa kasih. 


Gue kira dia Cina, karena putih dan sipit, sampai akhirnya dia bilang 


Hers: Ya, Bapak saya Prancis, Ibu saya Jepang.
Gue: hm. 
Hers: Makanya harus suka ngedenger. Kalo orang tua bilang nyuruh sikat gigi malam-malam. Nyeselnya baru sekarang kalo udah bolong gini.


#first warning: satu minggu ini gue hampir ga gosok gigi kalo mau tidur gara-gara ga tidur di kosan. Dan kalo pulang malem maunya udah langsung tidur, males ke kamar mandi dulu.
Sampai perempatan Jalan Jakarta.


Hers: Kalo makan itu harus sayur dulu biar bagus baru masuk daging. Nah, kalo sekarang mah udah tau kan kemarin saya ikut seminar kesehatan makanya dilaksanain. Makan sayur tuh perlu banget apalagi kalo perempuan kan, ntar gimana,


#kedua: gue sama sekali ga suka sayur!! Itu buruk. Dan siangnya gue baru ngomongin, gue mau survey buat konsumsi mukrab tapi kalo ke tempat catering yang sekaligus warung makan gitu kalo nyobain sayur gue ga bisa makannya. Gue sama sekali ga suka sayyuuuurr!! Sayur = Pahit.
Udah deket jalan laying di Kiara Condong.


Hers: Eh, jangan marah ya. Kamu tuh orangnya susah jatuh cinta ya.
Gue: (shock). Ahaha.
Hers: Iya, susah jatuh cinta ya, tapi sekalinya jatuh cinta bakal setia. Terus orangnya perasaan banget. Kalo udah disakitin susah maafinnya.
Gue: Cuma bisa nelen ludah.


Kenapa tiba-tiba dia tau. Dia peramal? Ya, emang gue orangnya susah banget buat jatuh cinta, atau sekedar suka sama orang. Perasaan gue itu flat banget sama hampir semua orang. Selama 19 tahun gue hidup, gue baru pernah suka sama dua orang. Yang pertama, ga ada yang tau. Haha, karena gue tipe orang yang kalo suka ya udah suka aja, ga akan gimana-gimana dan ngapa-ngapain, Cuma gue doang yang tau. Lagian sekarang udah lupa. Itu kisah jaman bareto pisan geus lila. Tapi kalo diinget ke belakang itu konyol. Yang kedua, mungkin hanya beberapa temen deket gue yang tau. Dan ini pertama kalinya gue berani cerita hal ini di sini. Di dunia maya ini. Soalnya yang ini gue emang sempet jadian. Dikala gue emang ga boleh pacaran sama sang ayah tecinta, dikala gue emang tomboy (temen gue lebih banyak cowok daripada cewe, doyan banget bola, suka yang ekstrem-ekstrem dan sebagainya, ahaha *blushing*), dikala gue suka kena gosip karena emang gue sering main sama cowo tapi gue selalu flat banget mau digosipin apapun, dikala gue cuma cinta setengah idup sama Kimi Raikkonen, dikala gue yang masih labil juga (masih kelas 2 SMA waktu itu), dikala kehidupan gue sangat bahagia menjomblo di saat yang lain sibuk pacaran. Akhirnya gue pun pacaran setelah pedekate berbulan-bulan. Dan berbulan-bulan kemudian, gue pun putus karena satu alasan yang paling krusial. Dan kalo ga salah gue maapinnya lumayan lama. Gue jarang sampai luar biasa kesel atau ga suka sama orang. Tapi sekalinya gue udah sebel yang luar biasa, ya gue bakal susah maafin orang itu.


See, tebakan ibu itu sangatlah benar kalo gue orang yang super sulit jatuh cinta dan bakal susah maafin orang kalo emang udah kelewat sakit hati.


Lanjut.
Hers: Kamu tuh cocoknya di bisnis loh.
Gue: Hah?
Hers: Iya, coba aja ikut sama orang dulu nanti, terus ya bisnis.

#haduh, jauh juga dari kuliah Teknik Informatika yang sekarang lagi gue jalanin. Dan gue masih bengong karena gue masih ga suka sama bisnis, perekonomian dan sebagainya.

Hers: Namanya siapa?
Gue: Rachma, Bu.
Hers: Bagus ya namanya Rachma. Ya, banyak-banyak berdo’a aja. Suka sholat tahajud ga?
Gue: Ah, iya udah lama ga sholat malem.


Gila, gue baru sadar gue udah lama banget ga sholat malam. Huft. Sepertinya akhir-akhir ini gue kurang bersyukur. Dulu aja, atau ga kalo gue lagi butuh sama Allah, gue rajin banget shalat tahajud dan berdo’a. Mungkin ini sedikit tamparan juga buat gue. Last warning nih. Gue jadi inget, dulu waktu SMA gue masih terbilang rajin buat shalat malam. Apalagi waktu kelas 3 SMA. Gue bener-bener memohon untuk diberikan dan dipilihkan yang terbaik oleh Allah. Ya, mungkin buahnya adalah status sebagai mahasiswi STEI ITB inilah yang diberikan oleh Allah. Berkah yang luar biasa. Disaat gue dulu bimbang dang a tau sebenarnya gue labih baik ngambil jurusan apa. Kalo ITB, itu memang cita-cita gue dari dulu. Gue dulu sama sekali ga mau ikut ujian buat masuk perguruan tinggi lain selain ITB. Parah banget y ague. Tapi, akhirnya gue nurutin apa kata mama buat ikut simak UI dan nurutin apa kata papa buat ikut UM UGM. Mungkin memang belum jodoh dan Allah ga ngasih jalan hidup gue ke sana, gue ga diterima. SMUP juga gue ikutan karena ujian perguruan tinggi terakhir sebelum pengumuman USM Terpusat ITB, kata mama buat jaga-jaga. Ya, dan ternyata Allah dengan sangat baik mengabulkan apa yang gue pinta. Allah udah ngasih yang terbaik buat gue. STEI ITB saat itu merupakan fakultas dengan passing grade tertinggi se Indonesia. Dan gue berharap seandainya gue diterima dimanapun, itu akan menjadi jalan gue yang terbaik dengan petunjuk-Nya. Alhamdulillah gue udah melewati masa TPB walaupun dengan hasil yang kurang memuaskan dan sekarang berada di lingkungan Teknik Informatika ITB. Namun, sekarang gue kurang bersyukur. Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini yang hanya mendekatkan diri kepada-Mu di saat membutuhkan kuasa-Mu, ya Allah. Jangan berhenti memberi peringatan dan teguran kepada hamba-Mu ini, disaat hati ini kurang dekat dengan-Mu atau bahkan hampir melupakan-Mu. Dekatkanlah selalu hati ini dengan-Mu ya Allah. Amin.


Hers: Iya, biasain aja sholat malem pasti ntar enak banget sambil berdo’a sama Tuhan. Biar sukses, terus suaminya sholeh coba. Enak deh kalo udah biasa, malem gitu, sepi, tenang.
Gue: Amin ?. Ibu namanya siapa, Bu?
Hers: Emitias Putri. (turun dari angkot).


nb: kurang lebih begitu percakapannya tapi ga exactly kayak gitu

LED PingPong [DUK- part2]

Pada postingan sebelum ini, baru diulas tentang controller dari LED PingPong yang gue buat sebagai projek akhir dari kelas Praktikum Sistem Digital. Nah, sekarang kita ulas tentang rangkaian utamanya yang merupakan Top Heirarchy dari semua rangkaian yang digunakan.

Dalam membuat rangkaian LED PingPoing ini, digunakan beberapa rangkaian dari praktikum sebelumnya, yaitu bcd_counter, bcd_7segment, dan clockdiv. Rangkaian bcd_counter digunakan untuk menghitung skornya dan bcd_7segment digunakan untuk menampilkan hasilnya ke dalam 7segment pada board FPGA. Clockdiv sendiri berguna untuk mengatur clock sehingga saat implementasi pada board FPGA, pergerakan LED yang dianalogikan sebagai pergerakan bola dapat terlihat.


Rangkaian yang gue rancang kayak gini :


LIBRARY IEEE;
USE IEEE.STD_LOGIC_1164.ALL;


ENTITY mainpingpong IS
PORT (start1, start2, button1, button2, clock: IN STD_LOGIC;
 led1,led2,led3,led4,led5,led6,led7,led8,A1,A2,A3,A4,A5,A6,A7,B1,B2,B3,B4,B5,B6,B7: OUT STD_LOGIC);
END mainpingpong;


ARCHITECTURE structural OF mainpingpong IS
component pengontrol is
PORT (start1, start2, button1, button2, clock: IN STD_LOGIC;
 led1,led2,led3,led4,led5,led6,led7,led8,count1,count2: OUT STD_LOGIC);
end component;


component bcd IS
port(D3,D2,D1,D0 : IN STD_LOGIC;
A,B,C,D,E,F,G : OUT STD_LOGIC);
end component;


component bcd_cnt IS
PORT(CLK, CE, CLR1, CLR2: IN STD_LOGIC;
Q : OUT STD_LOGIC_VECTOR(3 DOWNTO 0);
TC: OUT STD_LOGIC);
END component;


component CLOCKDIV is port(
CLK: IN std_logic;
DIVOUT: buffer std_logic);
end component;


SIGNAL simpenclk, count1,count2, A, B : STD_LOGIC;
SIGNAL Q1,Q2 : STD_LOGIC_VECTOR (3 DOWNTO 0);
BEGIN
Time : clockdiv PORT MAP (clock,simpenclk);
kontrol : pengontrol PORT MAP (start1,start2,button1,button2,simpenclk, led1, led2,led3,led4,led5,led6,led7,led8,count1, count2);
counter1 : bcd_cnt PORT MAP (count1, '1' , start1 , start2,  Q1, A);
counter2 : bcd_cnt PORT MAP (count2, '1' , start1 , start2,  Q2, B);
Segment1 : bcd PORT MAP (Q1(3),Q1(2),Q1(1),Q1(0),A1,A2,A3,A4,A5,A6,A7);
Segment2 : bcd PORT MAP (Q2(3),Q2(2),Q2(1),Q2(0),B1,B2,B3,B4,B5,B6,B7);
END structural;


Jadi, untuk membuat projek LED Pingpong ini sebenarnya gue Cuma membuat dua rangkaian tambahan, sisanya menggunakan rangkaian yang sudah ada :D
Selamat berkarya!!

Jumat, 26 November 2010

Desain Unit Kendali [part1]

Salah satu judul modul dari kelas EL2195 a.k.a praktikum Sistem Digital. Apa itu unit kendali? Sebuah design atau rancangan rangkaian digital yang berfungsi untuk mengendalikan keseluruhan rangkaian lainnya. Rangkaian tersebut biasa disebut sebagai unit kendali atau controller. Praktikum tentang desain unit kendali sendiri merupakan praktikum kelima dari total 6 praktikum. Ini merupakan dasar untuk proyek terakhir pada praktikum 6.

Praktikum terakhir Sistem Digital ini, kami diminta untuk membuat sebuah projek yang bisa kami pilih sendiri. Pilihan dan sedikit spesifikasinya adalah sebagai berikut:

4‐bit serial ALU
Harus terdiri dari dua shift register, satu untuk operand pertama dengan hasilnya dan yang lainnya untuk operand kedua. ALU harus bisa melakukan delapan operasi yang berbeda termasuk penambahan dan pengurangan 2’s complement. Fasilitas Input operand harus disertakan. ALU boleh diberikan clock ataupun dikendalikan secara manual.

4‐bit Multiplier
Harus berbentuk sekuensial menggunakan prinsip shift dan penjumlahan dengan 4‐bit operand dan 8‐bit hasil. Fasilitas input operand harus disertakan. Operasi harus berjalan secara otomatis setelah proses input operand selesai. Boleh menggunakan clock secara manual, tetapi hanya sejumlah yang dibutuhkan untuk proses perkalian saja, jumlah ini tidak boleh secara manual dihitung. Ketika proses perkalian selesai, hasilnya harus tetap terpampang bagaimanapun ada clock yang diaplikasikan. Hasil hanya akan terhapus ketika operand baru dimasukkan atau proses perkalian baru dimulai.

4‐bit Divider
Harus menggunakan prinsip shift dan penjumlahan dengan 4‐bit pembagi dan 8‐bit hasil pembagian. Fasilitas input operand harus disertakan. Pemberian clock dan penghitungan jumlah langkah pembagian boleh dilakukan secara manual, tetapi control seperti kapan harus mengurangi pembagi harus otomatis.

Variable‐Speed Chaser LED
Serangkaian LED harus menyala secara bergantian dari kiri ke kanan atau kanan ke kiri dengan kecepatan seolah‐olah LED itu bergerak. Empat kecepatan yang berbeda harus bisa diberikan melalui switch. Arah pergerakan harus bisa diubah menggunakan switch yang lain. Frekuensi clock kedalam rangkaian dibuat konstan.

Asynchronous Combination Lock
Kunci kombinasi ini minimal harus memiliki 4 buah symbol masukan 2‐bit sebagai kombinasi dan terlihat kepada pengguna sebagai rangkaian asinkron. Sebenarnya itu merupakan rangkaian sinkron dengan clock yang cepat dan sinkronisasi dengan masukan pengguna. Untuk kombinasi input yang diberikan, rangkaian akan bergerak ke suatu state dan berputar disana hingga masukan berubah ke symbol yang baru. Artinya kombinasi masukan tidak boleh terdiri dari symbol yang sama dimasukkan secara berurutan. Kunci akan tertutup dengan menggunakan RESET asinkron.

Thunderbird TailLights
Gunakan empat buah LED untuk setiap lampu belakang. Dua LED pada setiap sisi harus menyala ketika penggunaan malam(1 switch ditekan), Keempat LED pada setiap sisi harus menyala ketika rem diinjak(1 Push Button ditekan) dan Keempat LED harus menyala secara bergantian kearah luar pada sisi yang bersesuaian untuk sinyal belok kiri dan kanan(2 Switch). Jika rem aktif bersamaan dengan sinyal belok aktif, kedua pola akan muncul secara bergantian. Pada keadaan darurat(1 switch), kedelapan LED akan berkedip‐kedip dengan frekuensi yang dapat dilihat.

LED Ping‐Pong
Bola pingpong akan dimodelkan oleh sebuah LED yang menyala dimana dia akan bergerak dari ujung ke ujung. Salah satu ujung satu push button harus ditekan untuk memukul bola sehingga bola pingpong akan bergerak ke ujung yang lainnya. Proyek ini memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi sehingga akan mendapat nilai maksimal lebih tinggi.

Awalnya, gue mau buat Thunderbird Tailights. Kenapa? cuz it seems so cool. Itu kan bikin lampu sen mobil. Tapi akhirnya gue memilih untuk buat LED Ping-Pong. Alasan gue milih pingpong karena ada yang ngajarin buatnya gimana. haha :D

Gue praktikum VI hari Rabu kemarin, tanggal 24 November. Hari Minggu gue udah mulai mau ngerjain. Coach gue adalah Samuel Cahyawijaya -kita sebut SamCa-. Nah, siangnya gue diliatin ASM punya dia. Mudeng sih maksudnya gimana, tapi tetep ga ngerti cara buatnya *begonya gue*. Oh iya, buat yang ga tau ASM itu apa. ASM adalah Algorithmic State Machine. Bentuknya kayak diagram alir gitu. Nih, gue kasih contohnya.

Gambar ini gue ambil dari modul praktikumnya, yang buat bikin unit kendali di praktikum V. Pokoknya yang mau lebih tau tentang ASM atau FSM itu apa, Google punya jawabannya kok.

Lanjut, setelah gue ngeliat ASM yang dibikin Samca dan gue masih tetep ge ngerti apa yang harus gue lakukan. Gue cuma buat ENTITYnya doank. Oh, iya. Gue buat projek ini pake VHDL (VHSIC Hardware Description Language). Intinya, gue harus ngoding juga!

Kerjaan gue di hari minggu cuma buat si entity itu doank. Padahal Aul sama Hasby yang waktu itu diajarin SamCa juga udah sampe isi Architecturenya. Daripada gue menghambat mereka berdua mending, gue memilih untuk membuka akun jejaring sosial. Saat itu, gue ngerjainnya di dingdong yang memang ada fasilitas wi-fi.What I've got on Sunday is a NIL! :D :D :D

Besoknya, beres praktikum Alstrukdat yang jujur gue udah ga peduli sama praktikum yang satu ini, gue ngerjain projek SisDig lagi di dingdong. Gue udah mulai paham apa yang harus gue lakukan. Tapi gue masih bingung sama sebuah variabel yang dikasih nama X ini harus diapain. Setelah dijelasin lagi sama SamCa yang super sabar. Gue pun kembali ngoding. Sempet pindah tempat ke ruang baca dan Cafe di CC Timur. Akhirnya controllernya beres juga. Dan inilah hasil codingan yang gue buat tapi yang ngedebug SamCa XD


LIBRARY IEEE;
USE IEEE.STD_LOGIC_1164.ALL;

ENTITY pengontrol IS
PORT (start1, start2, button1, button2, clock: IN STD_LOGIC;
     led1,led2,led3,led4,led5,led6,led7,led8,count1,count2: OUT STD_LOGIC);
END pengontrol;

ARCHITECTURE behavioral OF pengontrol IS
    TYPE tipestate IS (scount1,scount2,wait1,wait2,L1,L2,L3,L4,L5,L6,L7,L8);
    SIGNAL state : tipestate;
    SIGNAL x: STD_LOGIC; --kl ke kanan dikasih 0 kl ke kiri dikasih 1
BEGIN
    nextstate : process(start1,start2,button1,button2,clock)
    BEGIN
    IF start1='0' THEN
        state <= wait1;
        x <= '0';
    ELSIF start2='0' THEN
        state <= wait2;
        x <= '1';
    ELSIF clock'event and clock='1' THEN
        CASE state IS
            when wait1 => x<='0';
                          if button1 = '0' then state <= L2;
                             else state <= wait1;
                          end if;
            when wait2 => x<='1';
                          if button2 = '0' then state <= L7;
                          else state <= wait2;
                          end if;
            when L1       => if button1 = '0' then state <= L2; x<='0';
                          else state <= scount2;
                          end if;
            when L2    => if x='1' then state <= L1;
                          else state <= L3;
                          end if;  
            when L3    => if x='1' then state <= L2;
                          else state <= L4;
                          end if;
            when L4    => if x='1' then state <= L3;
                          else state <= L5;
                          end if;
            when L5    => if x='1' then state <= L4;
                          else state <= L6;
                          end if;
            when L6    => if x='1' then state <= L5;
                          else state <= L7;
                          end if;
            when L7    => if x='1' then state <= L6;
                          else state <= L8;
                          end if;
            when L8    => if button2 = '0' then state <= L7; x<='1';
                          else state <= scount1;
                          end if;
            when scount1 => state <= wait2;
            when scount2 => state <= wait1;
        END CASE;
      END IF;
  end process;

  output : PROCESS (state)
    BEGIN
        CASE state  IS
        WHEN scount1 =>
            led1<='0';
            led2<='0';
            led3<='0';
            led4<='0';
            led5<='0';
            led6<='0';
            led7<='0';
            led8<='0';
            count1<='1';
            count2<='0';
        WHEN scount2 =>
            led1<='0';
            led2<='0';
            led3<='0';
            led4<='0';
            led5<='0';
            led6<='0';
            led7<='0';
            led8<='0';
            count1<='0';
            count2<='1';
        WHEN wait1 =>
            led1<='1';
            led2<='0';
            led3<='0';
            led4<='0';
            led5<='0';
            led6<='0';
            led7<='0';
            led8<='0';
            count1<='0';
            count2<='0';
        WHEN wait2 =>
            led1<='0';
            led2<='0';
            led3<='0';
            led4<='0';
            led5<='0';
            led6<='0';
            led7<='0';
            led8<='1';
            count1<='0';
            count2<='0';
        WHEN L1 =>
            led1<='1';
            led2<='0';
            led3<='0';
            led4<='0';
            led5<='0';
            led6<='0';
            led7<='0';
            led8<='0';
            count1<='0';
            count2<='0';
        WHEN L2 =>
            led1<='0';
            led2<='1';
            led3<='0';
            led4<='0';
            led5<='0';
            led6<='0';
            led7<='0';
            led8<='0';
            count1<='0';
            count2<='0';
        WHEN L3 =>
            led1<='0';
            led2<='0';
            led3<='1';
            led4<='0';
            led5<='0';
            led6<='0';
            led7<='0';
            led8<='0';
            count1<='0';
            count2<='0';
        WHEN L4 =>
            led1<='0';
            led2<='0';
            led3<='0';
            led4<='1';
            led5<='0';
            led6<='0';
            led7<='0';
            led8<='0';
            count1<='0';
            count2<='0';
        WHEN L5 =>
            led1<='0';
            led2<='0';
            led3<='0';
            led4<='0';
            led5<='1';
            led6<='0';
            led7<='0';
            led8<='0';
            count1<='0';
            count2<='0';
        WHEN L6 =>
            led1<='0';
            led2<='0';
            led3<='0';
            led4<='0';
            led5<='0';
            led6<='1';
            led7<='0';
            led8<='0';
            count1<='0';
            count2<='0';
        WHEN L7 =>
            led1<='0';
            led2<='0';
            led3<='0';
            led4<='0';
            led5<='0';
            led6<='0';
            led7<='1';
            led8<='0';
            count1<='0';
            count2<='0';
        WHEN L8 =>
            led1<='0';
            led2<='0';
            led3<='0';
            led4<='0';
            led5<='0';
            led6<='0';
            led7<='0';
            led8<='1';
            count1<='0';
            count2<='0';
        END CASE;
    END PROCESS;
END behavioral;

Senin, 01 November 2010

011110

Angka yang sangat cantik bukan? itu biner! tanggal biner -- 011110 just convert it to decimal then it'll be 30. Ini sesuai dengan jumlah hari di bulan 11. Get amazed? *random dan ga penting*

Cuma cuplikan singkat tentang biner. Hampir di semua mata kuliah yang gue dapet, gue selalu ketemu sama bilangan biner: 1 dan 0. Tidak hanya direpresentasikan dengan angka, tapi bisa juga dengan T (true) atau F (false), atau bahkan kata YA atau TIDAK.

Entah mengapa, akhir-akhir ini -atau dari dulu?- gue lebih sering  memakai logika dibandingkan hati. Entah karena pola pikir yang digodok sedemikian rupa saat kuliah, dimana kita harus selalu bermain dengan logika dan kebenaran. Gue semakin ga ngerasa punya hati. Sampai-sampai semakin lama gue selalu melakukan suatu tindakan atau memutuskan suatu hal hanya berdasarkan pada logika. *gue parah banget*

Gue cuma ga tau, gue itu siapa? Gue itu sekarang gimana? Dulu gue gimana? Apakah gue berubah? Kalau iya, apakah ke arah yang lebih baik? Argh! gue lagi galau banget hari ini, entah kenapa?
My feeling is sooo random!

Jumat, 29 Oktober 2010

Perbincangan Empat Mahasiswa

Tadi pagi, saya telat bangun. Saya baru bangun jam 8.09 disaat ada kumpul angkatan jam 8.00 di dingdong. Alhasil, saya cuma cuci muka dan sikat gigi langsung cabut ke kampus. Padahal HMIF sendiri sangat menjunjung tinggi budaya tepat waktu.

Well, itu hanya permulaan hari ini. Kumpul angkatan sendiri selesai pukul 9. Setelahnya, saya, Emil, Adhiguna, dan Auliya sarapan di depan Taman Ganesha. Saya dan Adhi pesan nasi goreng, Emil pesan pempek, dan Aul pesan soto -ga penting sih apa yang kita makan-. Sembari makan, mengisi keheningan kami berempat melakukan pembicaraan. Pada mulanya, kita membicarakan topik debate battle yang akan dilaksanakan Sabtu besok. Kami berempat memilih tema CAFTA(China-ASEAN Free Trade Area). Saya dan Aul pro, Emil dan Adhi kontra. It's not a matter whether you choose to be pro or counter against the topic. Debate battle itu dilaksanakan agar kita bisa memandang suatu permasalahan dari beragam sudut pandang sehingga bisa membuat kita lebih kritis dan cermat dalam melakukan penilaian terhadap permasalahan tersebut.

Ada 5 tema yang diangkat dalam debate battle, yakni :
   1. CAFTA (China-ASEAN Free Trade Area) bagi perekonomian Indonesia
   2. Evaluasi 1 tahun kepemimpinan SBY-Boediyono
   3. HMIF menarik diri dari kabinet KM
   4. Setelah lulus S1, bekerja atau S2?
   5. Tes keperawanan untuk syarat masuk sekolah

Setelah melakukan pertimbangan, akhirnya diputuskan untuk memilih tema pertama karena bisa dilihat dari dua sisi dengan objektif. Tema kedua pun bisa dinilai dengan objektif hanya saja saya masih agak 'apatis' terhadap persoalan negara dan perpolitikan. Persoalan ketiga No Comment. Saya masih belum mengetahui dan mengerti secara mendalam apa yang benar-benar dipermasalahkan oleh himpunan saya dengan kabinet selain masalah arak-arakan yang mennjadi trigger topik tersebut. Persoalan keempat hanyalah sebuah keputusan yang diambil oleh pribadi masing-masing dan konteksnya sangat subjektif. Itu merupakan pilihan pribadi seorang individu dan tidak seru untuk diperdebatkan. Sedangkan topik kelima, kontra bisa menang telak dengan melemparkan argumen dari UUD '45 tentang hak mendapat pendidikan bagi warga Indonesia tanpa terkecuali (Emil yang mengingatkan saya dengan pasal 31).
BAB XIII
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Pasal 31
(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya
(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradapan serta kesejahteraan umat manusia

Setelah membicarakan kelima topik tersebut. Kami kembali ke topik ketiga. Ya, tentang HMIF dan kabinet KM ITB sekarang yang berujung pada persoalan negara. HMIF dengan resmi sudah melayangkan surat untuk kabinet untuk menuntut kabinet  yang lebih baik. Pembicaraan meliputi apa yang dipermasalahkan oleh himpunan sejak kepengurusan tahun ini dilantik. Mulai dari OSKM yang bermasalah sampai wisuda Oktober minggu lalu. Pada OSKM 2010 sendiri, saya menjadi salah seorang panitia. Saya taplok -tata tertib kelompok- OSKM atau disebut AntaKusuma. Saya merasakan bagaimana peliknya kepanitian OSKM tahun ini, dimana taplok menjadi sangat gabut -gaji buta- yang hampir tidak melaksanakan tugas sebagaimana mestinya karena kendala waktu dan kendala yang diakibatkan oleh satu 'unit' yang baru berdiri di ITB saat itu yakni K3L. K3L membuat kami, mahasiswa ITB, seperti kehilangan rumah kami. Lagu kebanggaan kami pun, yang berjudul 'Kampusku Rumahku' sudah tidak berarti. Kampusku BUKAN Rumahku lagi saat itu. Hampir semua kegiatan mahasiswa sangat dibatasi dengan alasan keamanan dan keselamatan kerja. Klimaksnya saat closing OSKM yang tidak mendapat izin, seluruh massa himpunan ITB siap pasang badan untuk mendukung keberlangsungan closing tersebut dengan status closing tersebut ilegal.

Ya, memang closing OSKM merupakan salah satu sarana penting yang memungkinkan interaksi pertama kali massa kampus ITB dengan mahasiswa baru yang pada saatnya akan meneruskan keberlangsungan Keluarga Mahasiswa. Closing juga bisa memberikan impresi pertama bagi maba. Sayangnya, closing OSKM yang hampir ilegal tersebut akhirnya medapat 'kelegalan' dari yang berwenang. Namun, kendala tetap terjadi, hujan yang turun, mobilisasi yang memakan waktu serta kehadiran bapak-bapak dan ibu-ibu dari k3l membuat kami menyudahi acara yang seharusnya menjadi sebuah kenangan untuk 2010 tersebut.

Saya memang tidak tahu apa lagi masalah lain yang mungkin terjadi di internal kabinet. Saya hanya mendengar isu yang ada dari beberapa teman yang memang berada di kabinet. Saya bukan orang kabinet, tapi saya juga selama masih menjadi mahasiswi ITB, saya merupakan anggota Keluarga Mahasiswa yang sebenarnya tiap anggota memiliki kewajiban untuk turut serta membawa KM ke arah yang lebih baik.

Masalah yang ada dalam diri saya sendiri adalah keapatisan. Saya cuek. Saya hampir tidak pernah peduli dengan apa yang terjadi dengan lingkungan sekitar saya. Berkali-kali saya terkena 'gamparan' yang cukup keras dari ayah saya, bahkan beberapa teman saya. Saya tidak cukup peduli akan apa yang menimpa teman saya. Bukannya tidak peduli, saya sebenarnya tidak ingin ikut campur masalah orang lain, kecuali memang mereka yang bercerita tentang masalahnya dan meminta bantuan saya. Saya bukannya tidak ingin membantu dengan inisiatif sendiri tapi sekali lagi saya tegaskan bahwa saya memang tidak suka bertanya akan masalah orang lain.

Lanjut ke obrolan kami. Memperbincangkan tentang kabinet, jadi teringat tentang kabinet negara kita. Negara kita yang sampai saat ini seperti jalan di tempat. Topik kami adalah tentang intel, tentang STIN dan seperti apa orang-orang intel negara ini. Indonesia mungkin membutuhkan orang-orang hebat seperti intel yang diperlihatkan di film-film Hollywood. Tidak hanya itu, Indonesia juga membutuhkan orang-orang idealis yang cinta kepada negeri ini, yang memiliki semangat nasionalis yang tinggi. In fact, hanya segelintir anak muda yang masih sangat peduli pada negara, (atau mungkin sudah tidak ada?). Ayah saya mungkin terbilang salah satu orang yang concern terhadap perkembangan negara ini. Kakek dari ayah saya memang pernah membela Indonesia di zaman perang di bawah kepemimpinan Jenderal Soedirman. Oleh karenanya, nama belakang ayah saya adalah Sudirman.

Sejak kecil, saya sering kali diceritakan ayah saya tentang bagaimana kehidupannya dulu. Apalagi sepeninggalnya kakek saya, saat itu ayah saya masih SD dan beliau adalah anak tertua. Tanggung jawab beliau pun bukan sebagai anak kecil lagi. Padahal beliau masih harus sekolah. Perjuangan untuk mendapatkan pendidikan itulah yang dulu memacu saya untuk terus mencari prestasi secemerlang mungkin di sekolah. Tanpa beban. Ayah saya selalu mengingatkan bahwa apa yang saya lakukan dia tidak peduli, karena pada akhirnya saya sendirilah yang akan menanggung dan mendapat konsekuensi dari tiap hal yang saya lakukan. Hal tersebut pertama kali beliau ucapkan ketika prestasi akademik saya turun. Saat itu pula, saya sedang nakal-nakalnya. Sejak saat itu, saya mulai mencerna maksud perkataan ayah saya.

skip.. Saya dulu sempat agak peduli dengan perkembangan negara ini. Dulu saat masih bocah. Anak kecil yang peduli namun tidak mengerti apa-apa. Semakin saya belajar IPS dan sedikit demi sedikit memahami perpolitikan, entah kenapa saya semakin tidak peduli dengan segala masalah politik yang ada di Indonesia. Mungkin juga disebabkan saya tidak menemukan sosok pemimpin yang selama ini saya cari. Tokoh teladan bangsa yang patut kita contoh. Saya akui memang sangat banyak orang hebat yang ada di negeri ini. Sayangnya, dunia politik yang saya lihat di masa SMP -dengan sudut pandang anak ingusan tersebut- adalah sekumpulan orang yang ingin mencari harta dengan kedudukannya di pemerintahan. Terlebih lagi ayah saya yang seorang pegawai negeri yang setelah kepemimpinan atasannya terdahulu hanya berangkat kerja untuk mengisi daftar hadir. Beliau selalu bilang, pekerjaannya itu terasa gabut -mungkin kalau dulu sudah ada istilah gabut-. Ketika saya kelas 3 SMA, ayah saya dipindahkan ke departemen lain, beliau pun kembali bekerja layaknya seorang pegawai negeri seharusnya. Atasannya masih tetap kurang 'baik' dan teman-teman kerjanya yang baru pun ternyata 'membudayakan' korupsi. Namun, ayah saya tetap bekerja sebaik mungkin. Beliau memang keras, kritis, bertanggung jawab dan tidak pernah mengeluh. Sampai saya sebesar ini pun, saya belum pernah mendengarnya mengeluh. Mungkin, hal tersebut dikarenakan oleh didikan orangtuanya dan keadaan yang memang memaksanya seperti itu. Beban yang dulu dipikulnya tidak ringan.

Indonesia itu kaya, tapi miskin. Seandainya (lagi-lagi seandainya), semua lapisan masyarakat Indonesia, remaja, dan pemudanya memiliki kepedulian yang cukup tinggi terhadap negeri ini, mungkin Indonesia sudah menjadi negara yang makmur. Saya sendiri merasa miris melihat diri sendiri yang semakin dewasa semakin apatis. Walaupun sebenarnya dari lubuk hati yang paling dalam /*serius*/, saya ingin turut andil untuk memajukkan negeri kita ini. Saya juga bingung apa yang membuat saya secuek ini. Cuek juga terhadap organisasi, himpunan, atau kabinet yang ada di kampus sendiri. Padahal track record saya cukup lumayan di keorganisasian. Dulu, saya sempat dipercaya menjadi wakil ketua osis di SMP dan MPK saat SMA. Sewaktu SD juga cuma kelas 5 doang saya ga jadi ketua murid. Tapi, kenapa saya seapatis ini sekarang? *big question?*

Kembali ke topik pembicaraan kami berempat mengenai kepemimpinan tertinggi Indonesia. Dari mulai Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid alias Gusdur, Megawati sampai Susilo Bambang Yudhoyono. Tentang mana yang benar dan mana yang salah, Mana yang baik atau lebih baik? Guru sejarah saya di kelas 1 SMA pernah bilang, ada ramalan tentang para pemimpin bangsa ini -tapi saya lupa isi tepatnya dan siapa peramalnya-, bagaimana karakternya, pemimpin yang bagaimana dan seperti apa akan memimpin bangsa ini. Ramalan tersebut juga berisi bahwa suatu saat nanti, (sekitar tahun 2020), Indonesia akan kembali bangkit dan mulai memasuki masa-masa kejayaannya kembali. Ya, tahun 2020. Itu adalah generasi emas katanya. Dan itu adalah generasi kami sekarang. Generasi penerus bangsa nantinya adalah kami. Pemuda pemudi harapan bangsa adalah generasi kami. Kami mungkin sekarang hanyalah seorang mahasiswa yang penuh dengan idealismenya. Mahasiswa yang seharusnya masih memiliki semangat juang yang tinggi. Seandainya 10 tahun dari sekarang, kami masih memiliki modal semangat dan idealisme tersebut, realisasi akan kebangkitan Indonesia bukanlah suatu hal yang tidak mungkin. Saya pun kembali sadar akan tanggung jawab saya sebagai individu, bagian dari masyarakat, warga negara Indonesia, dan mahasiswa. Saya ingin kembali memupuk rasa kepedulian yang sudah terlalu lama hilang dari diri saya. Kontribusi yang sudah lama tidak saya berikan. Kekritisan yang sudah sangat memudar.

Dan hari ini adalah Hari Sumpah Pemuda. Sebuah hari dimana 82 tahun yang lalu semua pamuda pemudi Indonesia mengikrarkan janjinya :

SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Semangat kawan! 2020 Indonesia Emas oleh generasi kita!

Rabu, 27 Oktober 2010

Sepenggal Kisah Awal Kuliah [repost]

Dimulai dari tanggal 10 Agustus 2009, pretest dilaksanakan di GKU Barat lantai 2 buat STEI. Hampir pukul 7.30, lembar soal pertama dibagikan. Terdiri dari 30 soal B. Indonesia dan 20 soal B. Inggris. Sebenarnya untuk B. Indonesia itu soal EYD dasar banget. Tapi entah mengapa ku tak tahu jawabannya. Hehe:D
Untuk B. Inggris terdiri dari 2 text yang panjang-panjang abiz, masing-masing bacaan untuk 10 soal. Dan katanya 20 soal itulah yang menentukan kami ditempatkan di kelas B.Inggris reading, writing, atau presentation. Alhasil, saya dapet yang paling ga enak yaitu writing.
Istirahat 15 menit.
Kembali dibagikan soal kalkulus, yah cuma 3 lembar. Tapi essay 5 nomor!!! Gelooo! Aing geus 2 bulan teu ngapalkeun. Gw cuma bisa nelen ludah pas ngerjain soal pretest itu. Begitu juga dengan 20 soal fisika dan 40 soal kimia, meskipun pilihan ganda. Hahaha! Begonya gw..

Lanjut ke hari berikutnya. Gladi resik Sidang Terbuka ITB, dan harus mengenakan seragam SMA! Ada SSdK yang menampilkan orang-orang hebat dari kampus kebanggaan bangsa ini sih. Jadi ya not bad lah untuk hari kedua. Tapi pulangnya itu loh?! Para panitia PROKM sudah stand by di pintu sabuga. Kami para mahasiswa baru langsung dikasih secarik kertas buat ospek dan pembagian kelompok. Saat itu juga ternyata harus bergabung dengan kelompoknya dan dibimbing oleh taplok-taplok yang baik hati langsung mendapatkan tugas kelompok yang dikerjakan sampai pukul 8 malam. Tapi, saya baru nyampe rumah jam 9.30. Hhhhh!

Hari ke-3. Sidang Terbuka ITB! Ada rektor, dekan, guru besar, maba S1, S2, S3 ngumpul semua di Sabuga. Ada yang ngomongin nano teknologi pula, yang bikin otak jadi ruwet seketika. Tapi pembicaranya mantap-mantap--walopun gw ga ngerti. Selesai sidang terbuka, ada seminar-seminar lagi. Makan siang dan makan malam gratis. Karena malamnya ada acara opening PROKM yang ga keliatan dari tempat saya berdiri. Jadi entahlah.

Day 4. Apel pagi di Sabuga, diajarin nyanyi lagu 'Kampusku Rumahku'........ Body wave mulu. Cakrawala bilang:"Siapa Kalian?" "2009!" "2009?!" "ITB!" "ITB?!" "Lauk Lauk Lauk" eh yang terakhir salah dink, itu mah dari LSS, yang bener kita teriak "ITB! ITB! ITB!"
"Mana semangat kalian?" "Bodywave dari sebelah kanan aku, mulai!"
Eh, eh, kenapa sih cakrawala doyan banget ngomong, "Fokus ada padaku!" "Untuk yang ada di sebelah kiri 'aku'." Ya pokonya gitu deh, yang ikut PROKM pasti nyengir inget-inget cakrawala ngomong. Hehe:D
Buat Raksadevha, senyum dikit dunk! Jaim semua nih pada jutek-jutek, hohoho! Peace ka!
Lanjut sama seminar setelah apel pagi. Bikin ngantuk di dalem Sabuga. Banyak yang tidur. Padahal pembicaranya bagus-bagus. Hahaha. Naluri untuk tertidur yang menang. Sorenya, biasa lah ngerjain poster sama kardus bareng kelompok. Oia, perkenalkan kelompokku 140: Saya, Ucup, Pei, Yuka, Niken, Cilsi, Rahmi, Adit ( Pa Ketu kami), Puji, Guidho, Dikri, Husen, Yazid (sang teroris), Ryan, Saka, Tikto, Hadi, Awal dan Ben yang anggota baru. Dengan Taplok kami: Ka Hana, Ka Caca, Ka Gery.

Day 5. Banyak acara bareng fakultas. Apel pagi seperti biasa. Senam pagi sama LSS. Salam Diponegoro! (gantinya Salam Ganesha yang merupakan salam tersakral di ITB). Truz cuma ada 1 seminar, langsung mobilisasi ke GKU Timur untuk STEI. Kami bertemu dengan dekan dan para dosen dari STEI! Ada perkenalan dari HME. HMIF kaga dateng, sayang sekali. Katanya ketua HMIF nya lagi presentasi KP. Yah, dimaklumkan saja deh, kami maafkan. hehe:D
Bagi yang cewek, ada dari MSTEI, truz SSdK sama Ka Risa dari IF '06 di 7601 Labtek V. Dari 36 orang yang hadir, perempuan cuma 5 orang, ckckck. Udah selse SSdK, kumpul kelompok, ngerjain tugas lagi deh sampai malam.

Last day. On Saturday: Hari terakhir PROKM, paginya kumpul sama STEI, di depan GKU Timur. Kali ini ada penyambutan dari kakak-kakak HME dan HMIF. Truz satu angkatan STEI disuruh bikin angka 2009. Berhasil tentunya! Selesai acara fakultas, cabut ke kelompok masing-masing. Aku ke lapangan sipil. Main Kebon Binatang. Jadi kucing, meong-meong. hehe:P
Selesai acara di lapangan sipil, cabut ke lapangan SR. Disana mentoring sama ka Rainhard dari Teknik Tenaga Listrik. Ishoma. Dilanjutin mentoring lagi di Taman Ganesha. Eh, ujan! Jadi cabut ke Salman berteduh. Ujan reda, selesai Ashar balik lagi ke Taman Ganesha. Maenan bareng kelompok 140!
Shalat Maghrib, langsung mobilisasi ke Saraga buat 'jumpa HIMA'. Hehehe. Udah gitu closing PROKM. Mantep ada kembang apinya. hohoho. Jadi kayak pesta kembang api taun baru.

Oh iya satu hari lagi. Sunday Sunday Holiday : ada yang namanya OHU alias Open House Unit. Di sana ada stage sama stand dari masing-masing unit yang ada di ITB. Totalnya sekitar 75 unit yang TOP Marko TOP! Ada bazar makanan juga di Labtek V sama Labtek VIII. Buat anak Cirebon, di sana ada Tahu Gejrot loh! Sayang ga ada empal gentong juga. hehe :D

Udah ah sekilas awal Ganesha nya.
 
21 Agustus 2009

dingdong

Dingdong? Bukan tempat maen game yang pake koin itu. Dingdong yang gue maksud adalah selasar Labtek V. Salah satu gedung di kampus Ganesha. Gue emang udah boleh mempergunakan fasilitas Sekre1 dan Sekre2 HMIF yang letaknya ada di gedung yang sama. Hanya saja entah kenapa, STEI 2009 baik Siberian Infantri (IF dan STI) maupun Trooper (Elektro, Telkom, Power) paling senang berkumpul dan nongkrong di Dingdong. Well, untuk anak-anak HMIF 2009 mungkin seperti yang teman gue blang, "Dingdong itu Sekre 3!"

Day1
Dimulai dari Minggu malam, gue sama Auliya mengerjakan Tugas Pendahuluan praktikum Sistem Digital dan prapraktikum Algoritma dan Struktur Data di dingdong. Kalo siang hari, dingdong itu emang tempat yang menurut gue cukup cozy karena adem banget. Tapi karena gue dan Aul NePe dan ngeADT abis Maghrib, berdiam diri di dingdong itu sangatlah dingin. Niat sih ngerjain TP sendiri sekaligus belajar, namun pada akhirnya nyontek juga punya Unggul Bhakti Muhammad. Kalau ADT sendiri, gue udah mulai mengerjakannya beberapa hari sebelumnya jadi tinggal dikit lagi.

Sekitar pukul setengah delapan, perut gue mulai bernyanyi, Aul juga bilang dia laper. Kami pun memutuskan untuk makan di tempat nasi goreng depan SR (depan gerbang parkiran Seni Rupa). Beres makan, balik lagi ke kampus. Udara malam dirasa sudah sangat merasuk tulang sehingga gue sama Aul pun pindah mengerjakan tugas di Sekre1 HMIF. Saat itu, ada Filman (Sang Kahim), Tomi(senator), dan Dhika (ketua angkatan sesepuh '07) di luar sekre. Yang di dalam sekre ada Lio, Diani, Gilbran, Iza, dan Edo. Mulai ngeADT lagi sampai tengah malam, dan baru selesai -belum selesai sepenuhnya sih- lewat pukul 00.15 dini hari.

Aul nginep di kosan gue yang emang tinggal jalan kaki. Soalnya kosan dia lumayan jauh dan sudah tidak ada akses kendaraan umum. Gue sama Aul ngelanjutin ADT maupun TP yang belum rapi. Mata udah minta dituutp tapi jam 2 masih belum beres banget juga. Gue ga peduli, yang penting gue udah upload tugasnya apapun hasilnya. Mata gue udah ga bisa dikompromi, akhirnya gue pun tertidur.

Day2
Eh, udah ga nyambung sama dingdong ya ceritanya? Maap -___-", gue lanjutin deh. Keesokan harinya, gue yang frustasi karena praktikum Sistem Digital gue hari itu failed to the max, gue harus ngulang praktikum tersebut sampai berhasil -at least sampai gue sedikit mengerti sama percobaannya kalo ga gue ga tau apa yang harus gue tulis di laporan- dan gue diajarin sama Unggul. Lots of thanks buat Unggul yang udah ngajarin gue SisDig dengan cukup sabar. Setelah gue ngerti, gue pun mulai membuat laporan yang deadlinenya pukul 4 sore satu hari setelah praktikum. Ya, itu besoknya. Gue hectic, gue lagi frustasi dan gue harus ikut foto angkatan buat tugas OsJur -gue pasti kucel banget dengan muka tanpa ekspresi atau muka gue kusut abis minta disetrika-. Ga tau tuh hasil fotonya gimana, haha -____-.

Semakin malam, gue mulai mengerti apa yang gue harus tulis di laporan. Tapi abis Maghrib sebenarnya ada audiensi untuk acara BINER (Bakti Informatika untuk Negeri) lanjut dengan audiensi senator di sekre2, dan  gue ga hadir. *maap ya ka Rosa selaku ketua Biner dan ka Tomi selaku senator :D* Gue pun lanjut mengerjakan laporan di dingdong. Semakin malam, gue baru memahami apa yang seharusnya gue tulis di laporan. Jam 8 gue balik dari kampus, setelah koneksi di dingdong terputus-putus dan koneksi HMIFers di sekre1 servernya dimatiin sama Filman biar pada ikut audiensi.

Sesampainya di kosan, berniat melanjutkan laporan sampai benar-benar kelar. Namun, apa daya, karena gue udah begadang malam sebelumnya gue pun tertidur. Terbangun di pagi hari dan kembali melanjutkan reporting \(^.^)/. Great, it was 7.17 when I almost finisihed it. Tersisa hanya kesimpulan, tapi gue emang
selalu bingung untuk menarik kesimpulan. Gue pun 'nyampah' dulu di beberapa jejaring sosial buat cari inspirasi dan jam 8 gue berhasil merampungkan laporan gue.

Day3
Itu kemarin, satu hari di mana gue ga punya beban untuk menyelesaikan tugas apapun yang deadlinenya esok harinya. It felt so comfy, hehe :) berharap jikalau tiap hari seperti itu, tapi suatu hal yang hampir mustahil selama gue masih menjadi mahasiswi Teknik Informatika ITB. Hari itu, gue pulang kuliah jam 5 sore. Seharusnya jam 6, tapi kebetulan dosen mata kuliah yang berlangsung dari jam 5 sampai jam 6 sore tidak ada. Gue pun langsung cabut ke dingdong buat online, menghabiskan batere laptop dulu, menginstall Ubuntu di VMWare, baru gue balik.

Day4
Hari ini, gue menghabiskan waktu istirahat gue dari pukul 11 sampai pukul 1 siang di dingdong. Online, bercengkrama dengan teman-teman, ngobrol, makan Ciwawa -roti yang dijual untuk danus beragam kegiatan kampus-, atau sekedar duduk-duduk di dingdong.

Sorenya, gue kelar kuliah jam5. Terus gue, Ical, Hapsari, dan Dibi berniat untuk menyelesaikan tugas wawancara massa himpunan di Sekre2. Hapsari sama Dibi mewawancarai ka Pudy. Gue sama Ical mewawancarai ka Apip. Selesai wawancara ternyata sudah adzan Maghrib -- > shalat dulu di RPL terus pulaaangg. Eh, eh, begitu keluar Lift di lantai 1, ujan gede bangeeet. Ya udah, mau gimana lagi. Gue sama Ical ke dingdong lagi deh, nyari temen-temen. Dan bener aja, beberapa anak STI masih ada di sana. Duduk lah gue di sana dan kembali membuka laptop untuk sekedar browsing-browsing dan melihat milis.

Menjelang Isya, hujan pun agak reda. gue sama Ical memutuskan untuk pulang. Lalu, seperti inilah gue sekarang. Berhadapan dengan laptop, berusaha mengerjakan tugas, namun malah terdampar di dunia maya ini.

Sabtu, 23 Oktober 2010

Tiga dalam Satu

Ini kisah satu minggu yang lalu. Dimulai dari hari Sabtu setelah UTS Sistem Digital. Sore harinya ada kumpul angkatan buat foto satu angkatan (tugas OsJur). Maklum gue sama temen-temen seangkatan masih Sparta (nama OsJurnya). Selesai foto angkatan, kita cuma main di kampus dan gue juga emang ga bisa pulang karena hujan. Terus gue laper dan ngajak salah satu temen gue -sebut saja Nunu- buat makan. Dari dingdong kita mau pulang buat cari makan, tapi lewat sekre1. Eh, di sana ada yang lagi maen pingpong dan Nunu malah ikutan main pingpong. Jadi terpaksa gue nunggu dia main pingpong *gue malah disuruh jadi wasit :( *. Selesai si Nunu main pingpong, eh, ujan malah gede banget. Terpaksa lagi kita diam di kampus menunggu hujan agak reda. Tapi karena keburu laper dan hujan ga reda juga, gue sama temen-temen yang masih di sekre memanfaatkan Delivery Service.

Awalnya, kita mau pesan KFC, cuma gara-gara bisa diantarnya 2 jam dari kita pesan, kita cancel. Gila aje, ni perut bisa jadi kayak balon kempes kalo nunggu kelamaan gitu. Akhirnya gue tau kenapa pesan antarnya selama itu. Pertama, di Dago saat itu sedang ada semacam pawai. Kedua, itu malem minggu so pasti macet cet cet. Ga jadi pesen KFC, kita telepon HokBen (lmao). Kurang lebih satu jam kemudian, HokBen pesanan  pun sampai di Sekre1 HMIF. Oh iya, malem itu untuk pertama kalinya sekre bener-bener dijajah sama 2009! hahahaha :D (evilsmirk). Beres ngeHokBen, gue mau pulang, tapi apa daya hujan ga reda juga. Setelah nunggu sampe jam 10 dan hujan terlihat tidak mungkin reda, gue nekat pulang-ujan-sendirian.

Nah, besoknya, hari Minggu tepat setelah minggu uts. Awalnya berniat untuk istirahat setelah penat seminggu menghadapi uts dan demo tubes plus tugas lainnya. Ternyata gue masih belum bisa istirahat. Jadi, di himpunan gue (HMIF) *udah ngaku-ngaku 'himpunan gue' padahal belum dilantik* sekarang lagi ada Home Tournament (HT). Walaupun 2009 masih menjadi anggota muda di HMIF, kita turut diperbolehkan berpartisipasi di HT.

Ada 13 cabang yang dipertandingkan di HT dan gue kemarin ikut 2 cabang sekaligus. Himpunan Mahasiswa Informatika ini emang cewenya sedikit tiap angkatan dan HT sendiri adalah turnamen antar angkatan. Di angkatan gue aja cewenya cm ada 30 orang. Dan cewe yangada juga jarang banget yang mau keringetan, capek-capek olahraga. Hampir setengah dari jumlah cewe di angkatan gue ga suka olahraga. Dan hari itu, segelintir cewe yang tersisa harus ikut 3 cabang, Jam 7 Voli, Jam 10 futsal, dan jam 2 basket. Bayangin aja, kalo orangnya cuma itu-itu aja gimana ga tepar?!

Nah, paginya gue datang buat voli. Gue yang emank sama sekali ga bisa main voli akhirnya cuma berniat buat menuhin kuorum aja di lapangan biar angkatan gue ga kalah WO. Ternyata pagi-pagi ga jadi HT dan cuma latihan buat Ganevo (ajang kompetisi voli di ITB). Alhasil, gue cuma main-main voli aja karena gue emang ga ikut Ganevo. Gue ga bisa! Tangan gue juga jadi merah semua gara-gara main voli asal-asalan itu. Abis itu, gue balik dulu ke kosan buat ngambil sepatu buat maen futsal.

Ngantuk... dan gue pun ketiduran. Baru sedetik memejamkan mata, ada telepon dari temen gue, Gita, nyuruh ke Saraga. OK, futsal pun dimuulai dan 2009 kalah 2-3 dari angkatan 2007. Yaa, biar kalah tetep seru kok dan yang penting gue assist golnya Caca. Abis itu, kita istirahat sebentar terus makan batagor sama yang lain. Jam 2 kita balik ke lapangan Saraga. Dan akhirnya menang basket three on three dengan skor akhir 10-6 lawan 2008. Itu pun menang karena dapet poin tambahan 4 gara-gara 2008nya terlambat.

Lelah menghampiri sekujur tubuh. Dikala tugas ADT belum dikerjakan sama sekali. Artikel buat buletin pun udah lewat deadline. Konsep seminar Arkav dan pembicaranya belum gue email. Tugas wawancara massa himpunan pun belum gue kirim. Tapi, gue udah keburu tepar. Badan gue remuk semua. Dan sepertinya hal yang serupa tapi tak sama akan terulang minggu ini.

Jumat, 15 Oktober 2010

doh

Ok, blog gue yang ini emank hampir  ga keurus. Dulu, gue suka nulis. Ya, waktu SMA gue hobi nulis juga. Sorry banget, tulisan gue waktu SMA udah gue hapus. Kenapa? Soalnya isinya super labil dan super galau *blushing*. Pipi gue bisa merah kayak Mr. Crab direbus kalo dibaca orang sekarang.

Mungkin, sekarang gue udah punya sedikit waktu lagi buat nulis. Sangatlah sedikit :'(. Terakhir gue posting kurang lebih akhir tahun lalu. Gue juga belum cerita kalo gue sekarang udah kuliah. Jadi, intinya sekarang gue udah kuliah tingkat 2 Teknik Informatika di sebuah perguruan tinggi negeri ternama di Bandung. Kayaknya sekarang mending gue cerita kehidupan kuliah gue aja ya. Tapi, sebenernya cerita yang lebih seru itu perjuangan gue buat jadi mahasiswa sebenarnya. Sayangnya, itu postingan yang udah gue hapus. Gue revisi aja deh ntar (udah kayak buku aja).

doh adalah topik kita hari ini. Ketololan gue hari ini sungguh luar biasa. Seminggu ini gue uts dan tadi siang adalah uts mata kuliah 'dewa'nya anak IF -baca:Algoritma dan Struktur Data-. Gue uts jam 1 siang. Paginya gue niat banget buat belajar. Tapi, abis gue ngumpulin semua diktat yang tebel-tebel itu, gue langsung nyerah. -___- Akhirnya gue cuma tidur-tiduran ga jelas di kamar kosan gue yang teramat sepi. Eh eh eh, gue malah ketiduran dan baru bangun jam 12. 2X gara-gara ada pesen di inbox dari temen. Gue gelagapan lah. 30 menit lagi dan gue masih bermuka bantal di kosan. Langsung siap-siap dan berangkat!!

Cabut ke kampus sekitar pukul 12.40an. Walaupun dari kosan gue bisa jalan kaki, kondisi panas terik dan telat bikin gue harus naik angkot. Di jalan, sambil megang diktat program kecil bahasa C yang ga gue baca juga sebenarnya *cm dipegang aja*, gue ketemu sama Mas Wildan -kakak kelas gue sekarang anak Teknik Kimia- dan dia nawarin tumpangan ke kampus. I  was saved! Gue ga jadi telat! Tapi, tapi, tapi *dengan muka pengen nangis*...... Begitu uts dimulai dan soal dibagiin ...... Jeng jeng jeng jeng *backsound*. "Da*n! AlstrukDEAD really makes me DEAD!" gue kelabakan ngerjain 3 soal yang beranak pinak itu. Kacau cau cau!

Beres uts, gue ada kelas Sistem Digital. Pak Dosenya ga dateng, katanya lagi sakit. Cepet sembuh ya, Pak. Jadi yang dateng ke kelas adalah Ka Fatma, asdos dan asprak yang baik banget. Sabtu besok kita uts SisDig, dan kita review materi. huft.

At last, gue tadi ada demo tubes jam 6 sore. Tapi, gue lupa banget nget nget. Gue di telepon Edo pas gue lagi enak-enak makan di Ayam Kol belakang kampus. Gue langsung sprint dari gerbang belakang sampe LabtekV yang adanya di gedung depan. Fiyuuuh, untung gue ga telat. Lanjutannya, kita sekelompok tubes -tugas besar alstruk- (edo, amel, icha, depe) ga ada yang inget buat ngeprint lembar penilaian. Nah loh nah loh! Untuuuuunnngg banget, asisten pendemo kita, ka Apip mau berbaik hati nungguin kita. Eh. lagi-lagi, ternyata file yang diupload bukan file yang terbaru! Terus Ka Apip yang super baik ngebolehin kita buat demo besok. Tengkyyuuu pisan, kaa! (worship) Dan sekarang gue mau tidur.... Zzzzz..