Rabu, 26 September 2012

Mahasiswa Jadi-Jadian dan Media

Baru saja saya menyaksikan berita di televisi mengenai mahasiswa dari salah satu akademi di kota x. Tidak penting untuk saya sebutkan, karena kejadian yang akan saya ceritakan tidak hanya terjadi di tempat tersebut saja.

Sudah berkali-kali saya mendengar berita tentang mahasiswa yang membuat kisruh entah di dalam kampus ataupun di luar kampus ketika berunjuk rasa. Saya memang bukan seorang mahasiswa yang peduli terhadap isu sosial dan politik yang ada di negeri ini. Tapi, saya bukan mahasiswa yang senang melakukan tindakan tanpa pikir panjang.

Mahasiswa oleh sebagian besar masyarakat Indonesia itu dianggap sebagai segelintir orang berpendidikan. Alangkah baiknya kalau kita sebagai mahasiswa memberikan contoh yang baik bagi masyarakat. Namun, berita yang baru saya lihat adalah mahasiswa yang merusak kampusnya sendiri. Memecahkan kaca jendela, melempar kursi dari lantai sekian lah, entah merusak apa lagi. Ugal-ugalan seperti itu pantaskah disebut mahasiswa? Menurut saya tidak.

Seringkali juga dikabarkan mahasiswa pengunjuk rasa yang membakar ban atau properti lainnya (bahkan  ada yang sampai membakar mobil). Adakah yang berpikir bahwa itu merusak properti dan aset negara? Yang kalau kita merusaknya malah menimbulkan kerugian untuk sebagian pihak. Sebagai mahasiswa, tentu saja kita ingin memperbaiki negara ini, bukan? Kalau tindakan yang dilakukan mahasiswa seperti itu, menurut saya tidak pantas disebut sebagai mahasiswa, tidak pantas disebut sebagai para pemikir, tidak pantas disebut sebagai calon penerus bangsa ini.

Well, saya hanya ingin meluruskan juga di sini kalau tidak semua mahasiswa seperti itu. Sebagian besar mahasiswa adalah mahasiswa yang sesungguhnya kok. Masih seorang manusia pembelajar yang berusaha memperbaiki negeri ini dengan caranya masing-masing. Hanya saja, media sekarang memang selalu membesar-besarkan sisi negatif dari suatu kasus. Mungkin agar beritanya menarik karena orang-orang sekarang tidak suka menyaksikan berita baik atau positif. Saya hanya berharap saja kalau media di negara kita ini bisa memberikan pengaruh positif bagi masyarakat kita dan tidak hanya mengejar 'rating' sehingga hanya memberikan informasi tidak penting bagi masyarakat. Pembunuhan, tawuran, bacok-bacokan, korupsi, gen motor, sinetron yang tidak mendidik dan hal buruk lainnya di negeri ini digembar-gemborkan dan bisa saja ditiru oleh generasi mudanya yang belum bisa mencerna dengan baik hal-hal tersebut.

~harapan dan sedikit curcol seorang mahasiswa tingkat akhir yang baru punya tv di kosan tapi sama sekali tidak menemukan acara bermutu~

Rabu, 19 September 2012

Topic Will Find Its Way

Sudah memasukki minggu keempat di tahun keempat. Saya sudah tidak memiliki kegiatan seabrek di luar akademis. Kebetulan sedang tidak memegang amanah apapun di himpunan. Fokus saya semester ini sepertinya hanya pada 22 sks dan part time yang sempat saya ceritakan sekilas di postingan sebelum ini. Satu masalah utama saya beberapa minggu terakhir ini adalah penentuan topik TA. Sebenarnya, sampai sekarang pun saya masih belum memiliki topik pasti apalagi dosen pembimbing. Di saat yang lain ada yang sudah mengajukan proposal, mulai mencari-cari bahan untuk tugas akhirnya, saya masih stuck dalam pencarian topik.

Sudah sering saya mengobrol dan bertanya ke teman, kakak-kakak angkatan, bahkan sudah sempat mengobrol dengan salah satu dosen. Tapi, entah mengapa keyakinan untuk menetapkan hati pada satu topik TA masih sangat sulit dilakukan. Mungkin benar apa kata Diani tadi siang, terlalu banyak constraint yang saya pikirkan. Padahal, dari obrolan-obrolan saya tersebut, saya seharusnya punya banyak cara menentukan topik.

Q. Kamu suka apa?
A. Saya pun bingung saya suka bidang apa.
Q. Buat saja satu aplikasi yang bisa berguna buat kita sendiri.
A. Saya tidak tahu apa yang saya perlukan.
Q. Temukan permasalahan apapun yang selama ini kamu lihat, kemudian coba cari solusinya.
A. I dont see any problem around me. There must be lots, but none is considerable for me.
Q. Ya udah, kalau gitu coba saja mulai memangkas pilihan lab/kk dari yang kamu paling tidak suka.
A. SisTer pasti tidak akan saya pilih, never ever ever. Sepertinya sudah cenderung memilih membuat aplikasi a.k.a terpaksa ngoding agar cepat lulus (*)

(*)bukan percakapan dengan satu orang

Akhirnya, tadi siang untuk kedua kalinya saya pergi ke perpustakaan IF guna mencari topik. Saya ke sana dengan Chita sepulang dari Gramedian dan BIP bersama Diani. Bertemu dengan coach Gabun di perpus dan dibilang GAIB itu bisa cepat lulus. Sedikit lebih memantapkan hati untuk memilih lab GAIB setelah ditambahkan dengan 'konsultasi' bersama Diani di Gramedia sesaat sebelumnya.

Mulailah saya mencari textbook yang berkaitan dengan Artificial Intelligence di rak-rak buku. Membaca judulnya, terlihat menarik atau tidak, berharap menemukan sesuatu yang menarik. Hingga tibalah saya pada rak buku hampir terakhir yang mau saya lihat. Berwarna jingga dengan gambar seperti Tazmania Devil. I picked that up just to show Chita what I've found. A cute book of Artificial Intelligence.

Saya: Chit, chit, chit. Lihat deh! Onyo gini bukunya. Coba kemarin AI bukunya ini, semangat dah belajarnya. #eh
Chita: Dibacalah.
Saya: Ga berani bukanya.
Chita: *ngebuka bukunya* *sang buku memperlihatkan tulisan-tulisan yang terlihat memalaskan dan juga statistik-statistik entah apa*
Saya: Ah, dalemnya tetep begini. *tapi karena bingung mau ngapain lagi, akhirnya memutuskan untuk membacanya* *masih berharap akan menemukan sesuatu yang menarik*

Mulailah saya dengan membolak-balikan halaman daftar isi. Ada satu judul subbab yang cukup menarik tentang german mechanics dan italian love. But that's not the one I see. Saya melihat kata demon di salah satu halaman dan tertarik membacanya. Ternyata demon tersebut ada di bab Frame-Based Expert System. Sepertinya menarik, saya lanjut baca sampai hampir pukul 2. Singkat cerita sekarang saya sudah menetapkan hati akan mengambil topik dengan konsep tersebut meskipun belum tahu konsepnya sebenarnya bagaimana karena baru membacanya sepintas. Saya juga belum tau konsep itu akan saya apa kan. Tapi, setidaknya saya sudah menentukan pilihan teman saya hingga tahun depan.

Terima kasih untuk semua orang yang telah saya repotkan dengan beragam pertanyaan berkaitan topik TA :)

Kamis, 13 September 2012

Decide What I Like!

One hardest thing to do for me is to decide. I never have such good ability in decision making for any problem even the light one. Recently, I have been facing a problem to decide which topic I am gonna choose for my final assignment. Every single person I have asked always asked me back about the same thing, 'What do you like?'. I know best that if you do what you like, you will enjoy doing it even though you do the hardest thing ever. Ya, as long as you enjoy your work and love what you do.

I have been an informatics engineering student for over three years now. It's my last year and I have to work on my final assignment in order to graduate as an engineer. But, after three weeks since the school has started, I still don't have any ideas for my topic. I have already asked my senior and anyone I could consult to, but still got nothing. How can I make any decision? I don't even know what I like. I always feel uncertain when making decision.

There are already about 50s topics for the final assignment, but I still can't pick one that is suitable for me. This weekend I must have submitted my choice. Oh, God! Why is making decision being this hard?

Kamis, 06 September 2012

Bersyukur :)

Di beberapa postingan sebelumnya, saya menulis tentang kecerobohan saya yang sudah menghilangkan ponsel saya untuk yang kedua kalinya. Nah, sekarang saya ingin bercerita sedikit betapa bersyukurnya saya saat ini.

Di saat saya kehilangan ponsel saya yang usianya belum genap 9 bulan itu, saya sedih. Tentu saja sedih. Tapi, karena diingatkan oleh ibu saya agar diikhlaskan saja karena mungkin memang bukan rezeki saya, saya sama sekali tidak menangis karena kehilangan tersebut. Ya sudah, ikhlaskan saja, walaupun melupakan cukup lama. Hahaha. Di tambah, ketua divisi saya di himpunan yang baru ganti ponsel yang sama seperti milik saya yang hilang kemarin juga memakai ringtone yang sama untuk notifikasinya. Hoft. Teringat teringat. Tapi tetap berkata di dalam hati, ikhlas, ikhlas.

Ikhlas memang bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Sulit. Kalau ingat film lama, Kiamat Sudah Dekat, ilmu ikhlas lah yang dipelajari pada tingkatan yang tinggi dalam memeluk agama Islam. Di saat kita sudah menjadi master ilmu ikhlas, sepertinya hidup ini akan selalu tenang. Seperti selalu diingatkan kalau apapun yang kita miliki saat ini, sebenarnya hanyalah milik Allah semata. Kita semua hanya dititipkan barang-barang tersebut oleh Allah. Tapi, kita juga harus menjaganya dengan baik.

Mungkin, kemarin saat kehilangan ponsel, masih ada hak orang lain di situ yang belum tersampaikan. Mungkin, saya masih dianggap belum cukup baik untuk menjaga amanah berupa ponsel Samsung Galaxy Y tersebut. Mungkin, Allah ingin mengajarkan saya ilmu ikhlas. Mungkin, Allah ingin memberikan rezeki yang lebih kepada saya setelah membersihkan 'kekayaan' saya. Mungkin, saya diingatkan untuk lebih banyak bersedekah, untuk lebih bisa menjaga amanah yang diberikan-Nya akan barang-barang yang dititipkan kepada saya. Mungkin, saya diingatkan untuk lebih bersyukur akan apa yang saya punya. Mungkin, ya, mungkin masih sangat banyak pembelajaran dari kehilangan tersebut.

Rezeki itu kata orang tidak akan pergi kemana. Sepertinya kali ini hal tersebut saya rasakan secara langusung. Hampir dua minggu sudah saya kehilangan ponsel. Tidak, ponsel saya tentunya tidak kembali. Oleh karena itu, saya berencana untuk menabung. Saya sedang menabung untuk membeli ponsel baru. Saya tidak berani meminta begitu saja kepada ayah saya karena baru menghilangkan ponsel. Menabunglah saya. Sudah mulai mengurangi pengeluaran yang sekiranya tidak perlu.

Tiba-tiba, kemarin malam, salah seorang senior saya di himpunan mengirim pesan melalui salah satu jejaring sosial *yang baru saya buka tadi siang*. Isinya mengenai lowongan kerja part time. Beberapa hari yang lalu, saya memang sempat ingin bekerja part time, tapi saya yakin tidak akan diizinkan oleh orang tua saya. Kalau kata teman saya, 'mroyek lah'. Hadeuuh, saya terlalu pemalas untuk ikutan proyek. Saya ingin pekerjaan yang sederhana, tidak memakan banyak waktu, dan tentu saja mudah untuk dikerjakan. Daaaan, saya mendapat tawaran pekerjaan tadi siang. Masih belum pasti sih, namun hampir pasti sepertinya. Setelah mendengar pekerjaan tersebut mudah, tidak merepotkan, dan gajinya yang cukup lumayan :). Alhamdulillah, rezeki memang tidak pergi kemana. Rencananya, hari Sabtu siang besok saya akan bertemu dengan salah seorang dosen untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pekerjaan tersebut. Semoga segala sesuatunya berjalan lancar. Amin.

Hanya Hal Sepele

Cerita super pendek.

Kemarin sore, saya pulang sekitar pukul setengah 6. Tepat di depan kosan saya, ada seorang pemuda membawa gitar dengan baju yang 'slengean'. Sepintas terlihat seperti pemuda tanggung yang 'berprofesi' atau iseng-iseng sebagai pengamen di perempatan. Pemuda yang terlihat pemalas dan pengangguran banyak acara. Itulah first impression saya ketika melihat dia sedang berjalan di depan kosan saya. Dan saya yakin, kebanyakan orang akan memiliki praduga seperti itu.

Beberapa meter dari pemuda itu, saya melihat seekor kucing kecil berwarna seperti Garfield yang berada di tengah jalan. Kemudian saya melihat pemuda tersebut bergerak mendekati si kucing kecil. Pikiran saya tentu saja akan diapakan kucing tersebut?

Ternyata, pemuda tadi mengambil kucing tersebut dari tengah jalan dengan cara mencubit leher kucing kecil tersebut seperti induk kucing yang membawa anaknya, lalu ia meletakkan kucing kecil itu di pinggir jalan, tepatnya di depan gerbang pintu kosan saya.

Sesaat saya sempat terkesima. Saya sendiri tidak mungkin melakukan hal sebaik itu terhadap binatang. Bukan karena tidak mau, tapi karena saya memang geli kalau menyentuh binatang. Itu memang hal kecil. Hal yang sangat sepele. Tapi, apakah kita akan melakukan hal yang sama? Pemuda yang penampilannya biasanya dicap kurang baik oleh masyarakat saja bisa berbuat seperti itu. Kita sebagai sesama makhluk Tuhan, akankah berbuat kebaikan kepada binatang?

Pertanyaan yang hanya masing-masing dari kitalah yang bisa menjawabnya. Hanya sebuah cerita untuk mengingatkan kita semua agar berbuat baik, meskipun hanya hal sepele :)

Selasa, 04 September 2012

Berkah Puasa

Ceritanya, hari ini saya syawalan. Sambil nunggu buka, ikutan kumpul divisi dulu di himpunan. Begitu adzan Maghrib, tidak lama kemudian kumpul divisi pun berakhir. Sholat. Eh, ada telepon masuk. Begitu diangkat, kakak saya menelepon untuk mengajak makan di H*n*m*s*. Wew, siapa yang nolak, kan? Kebetulan banget lagi kelaparan dan all you can eat!

Jam setengah delapan, saya dijemput di kampus dan langsung menuju TKP. Haha. Gila, saya makan berasa kerasukan. Porsinya terlalu luar biasa. Sebenernya masih ada beberapa makanan bulat-bulat yang tidak habis. Tapi setidaknya sudah minum sampai tiga gelas. Sudah makan makanan pembuka, main course dan pencuci mulut. Ah, jadi kepingin puding cokelatnya lagi.

Ini sayang banget fotonya ada di hape kakak saya. Jadi ga bisa pamer. Huwahahahahaha. Anak kosan kalau dapat makan gratis kayak begini memang jadi too excited. Saya sampai hampir tidak bisa jalan begitu keluar dari TKP ke parkiran. Untung diantar sampai kosan. Mengantuk karena kekenyangan, tapiiii harus mengerjakan tugas untuk kuliah pagi besok. Hoft, derita mahasiswa. Ini juga baru selesai mengerjakan tugas tersebut and it's time to sleep now. Tapi, masih kekenyangan. Alhamdulillah, habis dapat rezeki yang tidak mungkin ditolak. Haha.

Minggu, 02 September 2012

Secepatnya, dong! :D

Sedih lagi deh mikirin handphone yang hilang. Padahal kemarin saya sudah merencanakan apa yang ingin saya beli di semester ini. Tapi, tidak semuanya selalu berjalan sesuai rencana kita kan? Sudah ikhlas kok berpisah dengan handphone mungil saya tersebut.

Liburan bulan puasa kemarin, saya sempat bilang ke ayah saya untuk dibelikan televisi. Sebenarnya, saya sudah meminta tv dari semester lalu. Namun, ayah saya masih bertanya untuk apa? Toh, saya jarang sekali ada di kosan. Saya pun tidak bisa membantah argumen tersebut karena memang saya jarang berada di kosan dan tentu saja tidak ada manfaat dari televisi tersebut untuk saya.

Memasukki tingkat empat, karena sudah sangat jarang ada tugas kelompok yang akan membuat saya terpaksa menginap di kampus saya coba untuk berargumen lagi dengan ayah saya. Salah satu alasan yang saya berikan tentu saja untuk menemani saya mengerjakan tugas akhir di kosan. Bosan kalau harus berhadapan dengan laptop di kala istirahat. Biasanya, saya memang berisitirahat dengan sekedar menonton film di laptop, bermain game di laptop, browsing 9gag di laptop, dan melakukan kegiatan 'bersenang-senang' lainnya dengan menggunakan laptop. Haha. Laptop yang saya beri nama Kira ini memang teman terdekat saya dan yang sangat setia menemani saya 24/7 :D

Pada akhirnya, ayah saya sudah bilang akan membelikan saya televisi. Kapan? Masih belum jelas. Tadi sore, ketika saya iseng telepon ke rumah, saya pun mengobrol dengan ayah saya. Isinya tidak jauh dari ingin minta dibelikan handphone baru dan televisi. Kalau handphone, ya, masih disinggung tentang kelalaian saya yang sudah dua kali kehilangan handphone. Jadi, saya alihkan saja topiknya ke tv :p. Akhirnyaaaa, ayah saya bilang akan segera membelikan televisi kalau beliau ke Bandung. Rencananya akhir bulan September ini atau awal bulan Oktober mendatang. Yah, semoga saya bisa kembali menyaksikan acara tv kesayangan saya. hehe.

Sudah lama, saya tidak begadang menonton bola. Sejak piala dunia 2002 saya rajin begadang demi menonton pertandingan bola yang seru. Sampai saya SMA pun, saya lebih memilih begadang hari Senin dini hari padahal paginya harus upacara dan berpanas-panas ria sambil menahan kantuk karena begadang. But I love the game, so that's not a very big deal for me. Saya juga ingin bisa menyaksikan pertandingan seru lainnya seperti MotoGP dan F1. F1 yaaa apalagi F1 dimana Kimi Raikkonen sekarang sudah kembali ke lintasan F1. Kabar gembira yang saya dapat weekend ini pun, Kimi naik podium meskipun hanya podium ketiga. God, I miss seeing his flat face in conference :D

Semoga cepat dapat televisi. Saya pun sudah mulai menabung untuk membeli handphone sendiri. Pengen deh kerja dan menghasilkan uang sendiri agar bisa membeli apapun yang saya inginkan tanpa harus berargumen dengan orang tua dulu. Huhuuuu.

Time to Travel [Part 6]

Hari Minggu kemarin adalah hari terakhir saya berada di Kota Yogyakarta. Pagi sekitar pukul 8, saya sudah siap untuk perjalanan kembali ke Cirebon. Katanya, dua hari terakhir ini akan menjadi puncaknya arus balik 'mudikers' alias para pemudik. Berangkatlah saya sekeluarga menuju Cirebon menggunakan jalur pantura lagi.

Rencananya, kakak saya ingin mengunjungi rumah orang tua sahabatnya di Semarang. Siangnya, kami sempat makan di suatu restoran yang saya lupa namanya. Standard harga ya standard harga restoran, tapi cita rasa menurut saya biasa saja. Tapi, memang tidak terlalu manis seperti masakan daerah Jawa. Sehabis makan siang, kami mencari masjid lagi untuk sholat. Selepas sholat, lanjut menuju tol yang saya pun lupa namanya :p. Kami keluar dari gerbang tol Manyaran dan dijemput oleh sahabat kakak saya. Beriringan dua mobil menuju rumah teman kakak saya tersebut.

Pandanaran Semarang
Rasanya ada yang kurang kalau pergi ke Semarang, tapi tidak mampir ke pusat oleh-olehnya yang terkenal. Pandanaran. Mulai dari Bandeng, Bakpiak, Mochi, dan segala macam makanan khas oleh-oleh Semarang ada di daerah ini. Mampirlah kami di salah satu toko oleh-olehnya yang penuh sesak. Kalau melihat parkiran mobil sepanjang jalan, saya duga toko ini dipenuhi oleh warga Jakarta dan sekitarnya. Penuh sesak. Sudah malas memilih makanan untuk oleh-oleh, orang tua saya pun begitu. Akhirnya hanya membeli seadanya karena males bejubel dengan banyak orang seperti itu.

Keluar dari toko di Pandanaran, langsung menuju rumah teman kakak saya. Sesampainya di sana, langsung salam-salaman. Namanya juga masih suasana Idul Fitri. Silaturahim. Berbincang-bincang, mengobrol 'ngaler ngidul'. Selepas Ashar, kami pun pamit untuk kembali meneruskan perjalanan ke Cirebon.

Simpang Lima
Entah ada berapa sebenarnya Simpang Lima di Semarang. Saya menemukan banyak Simpang Lima yang dekat dengan Pandanaran, yang ada Lawang Sewunya. Ketemu lagi di suatu Simpang Lima yang ditengahnya terdapat taman. Sore-sore seperti itu banyak yang sedang sekedar berjalan bergerombol sambil mengobrol. Ada yang sedang bermain basket, bermain sepeda, bermain sepatu roda, atau sekedar mengajak anak kecil berjalan-jalan sore hari. Ramai ternyata Kota Semarang ini :)

Sempat diantarkan sampai Simpang Lima Pandanaran lagi oleh teman kakak saya. Kemudian, kami melanjutkan perjalanan. Niatnya makan malam di Rumah Makan Sampurna yang kata ayah saya ada live Keroncongnya. Tapi, mungkin karena sudah malam live Keroncong pun sudah tidak ada dan karena makanan prasamanannya sudah hampir habis, kami memutuskan untuk makan malam di tempat lain saja. Di jalan, ketemu lagi dengan tempat makan ayam yang biasa. Ya sudah, makan saja di sana. Dikira semuanya akan sama. Namun, di tempat kali ini sepertinya ayamnya sudah tidak segar lagi dan yang diberikan adalah potongan ayam, bukan satu ekor ayam -__-. Argh, kurang nikmat.

Sempat berhenti di pom bensin dan ke mini marketnya untuk membeli pop mie dan roti guna mengisi perut. Nyamnyam. Wuih, ternyata perjalanan malam pun masih ramai dengan kendaraan berplat daerah Jawa Barat. Pasti ini arus balik. Untung ga sampai macet, hanya ramai saja. Hahaha. Maklum ga pernah mudik nih.

Saya sekeluarga sampai Cirebon sekitar pukul 1 dan kembali menginjakkan kaki dengan alhamdulillah selamat sekitar pukul setengah 2 dini hari. Makanya saya pun akhirnya bolos di hari pertama kuliah karena masih terlalu capek. Fufufu.

This is the end of my last trip story. Hopefully, will have another beautiful trip story soon. Enjoy!

RKSPL

Salah satu mata kuliah S2 Rekayasa Perangkat Lunak ITB, Rekayasa Kebutuhan Sistem dan Perangkat Lunak. Saya sendiri mengambil mata kuliah yang satu ini karena merupakan mata kuliah wajib untuk magister RPL. Hari pertama saya tidak masuk karena belum datang ke Bandung. Namun, isunya mata kuliah ini hanya akan berjalan setengah semester dengan alasan ingin sinkron dengan dua mata kuliah S2 lainnya. Untuk minggu ini sendiri, sudah ada tugas untuk membaca paper atau artikel mengenai system engineering dan software engineering. Dibuat rangkumannya yang mencakup definisi keduanya, serta persamaan dan perbedaan antara keduanya. Yah, bukan tugas yang terlalu berat memang, hanya sekedar merangkum. Sejauh ini, saya sudah menyelesaikan 2/3 tugas tersebut. Tapi, itu baru satu halaman. Saya bukan orang yang bisa menyampaikan suatu hal secara formal melalui tulisan dan memanjang-manjangkannya a.k.a 'nyampah'. Nah, sekarang saya bingung karena belum mencapai batas minimum halaman dan sudah tidak tahu lagi apa yang harus saya tulis. Alhasil, saya malah kembali membuka blog dan menceritakan hal ini. Haha.

Oh, iya. Sepertinya saya akan mengubah gaya menulis saya di blog menjadi semi formal. Salah satu alasannya karena saya ingin belajar menulis. Ya, menulis. Menulis menggunakan EYD dengan tata bahasa Indonesia yang benar dengan baik. Kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh mahasiswa tingkat akhir untuk mengerjakan Tugas Akhirnya :D. Well, semoga saya bisa melalui semester ini dengan baik.

Time to Travel [Part 5]

Wah, liburan gue uudah berakhir sejak satu minggu yang lalu. Namun, baru bisa posting lagi sekarang karena baru ada akses internet lagi.


Candi Borobudur

Keesokan hari setelah gue ilang hape di Pantai Parantritis, gue tetep jalan-jalan di Yogyakarta dan sekitarnya *ya iyalah*. Hari Sabtu, gue bangun pagi-pagi dan sekeluarga pergi ke Candi Borobudur. Candi Borobudur ini termasuk Candi Buddha yang terletak di Magelang, sekitar satu setengah jam perjalanan dari pusat kota Jogja, berjarak kurang lebih 40km. Candi Borobudur merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia *dulunya, and it will always be for me*. Merupakan warisan budaya manusia yang sangat indah dan luar biasa. Sampai sekarang gue masih ga habis pikir bagaimana cara membangun candi semegah itu yang tahan berabad-abad. Papa cerita kalau pertengahan tahun 80-an beberapa stupa di Candi Borobudur hancur karena bom. Gue langsung cari berita tentang hal itu di internet dan memang 9 stupa hancur karena pemboman tersebut.

Yang menarik dari Candi Borobudur selain kemegahannya adalah relief-relief yang terukir di dinding batu candi tersebut. Relief-relief tersebut bercerita tentang suatu kisah yang gue sendiri lupa kisah tentang apa *maaf*. Kalau mau tau lebih lanjut tentang Candi Borobudur silahkan kunjungi situs Indonesia Travel http://indonesia.travel/id/destination/233/borobudur :p. Ada juga stupa-stupa yang didalamnya berisi patung Sidharta Gautama, serta tiga tingkatan pada Candi Borobudur, meliputi Kamadhatu yang paling bawah, Rupadhatu, dan Arupadhatu yang merupakan tingkatan para dewa. Bisa dilihat kutipan yang gue ambil dari wikipedia di bawah ini.


"Kamadhatu
Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh kama atau "nafsu rendah". Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. Pada bagian kaki asli yang tertutup struktur tambahan ini terdapat 160 panel cerita Karmawibhangga yang kini tersembunyi. Sebagian kecil struktur tambahan di sudut tenggara disisihkan sehingga orang masih dapat melihat beberapa relief pada bagian ini. Struktur batu andesit kaki tambahan yang menutupi kaki asli ini memiliki volume 13.000 meter kubik.[2]
Rupadhatu
Empat undak teras yang membentuk lorong keliling yang pada dindingnya dihiasi galeri relief oleh para ahli dinamakan Rupadhatu. Lantainya berbentuk persegi. Rupadhatu terdiri dari empat lorong dengan 1.300 gambar relief. Panjang relief seluruhnya 2,5 km dengan 1.212 panel berukir dekoratif. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. Pada bagian Rupadhatu ini patung-patung Buddha terdapat pada ceruk atau relung dinding di atas pagar langkan atau selasar. Aslinya terdapat 432 arca Buddha di dalam relung-relung terbuka di sepanjang sisi luar di pagar langkan.[2] Pada pagar langkan terdapat sedikit perbedaan rancangan yang melambangkan peralihan dari ranah Kamadhatu menuju ranah Rupadhatu; pagar langkan paling rendah dimahkotai ratna, sedangkan empat tingkat pagar langkan diatasnya dimahkotai stupika (stupa kecil). Bagian teras-teras bujursangkar ini kaya akan hiasan dan ukiran relief.
Arupadhatu
Berbeda dengan lorong-lorong Rupadhatu yang kaya akan relief, mulai lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud). Denah lantai berbentuk lingkaran. Tingkatan ini melambangkanalam atas, di mana manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Pada pelataran lingkaran terdapat 72 dua stupa kecil berterawang yang tersusun dalam tiga barisan yang mengelilingi satu stupa besar sebagai stupa induk. Stupa kecil berbentuk lonceng ini disusun dalam 3 teras lingkaran yang masing-masing berjumlah 32, 24, dan 16 (total 72 stupa). Dua teras terbawah stupanya lebih besar dengan lubang berbentuk belah ketupat, satu teras teratas stupanya sedikit lebih kecil dan lubangnya berbentuk kotak bujur sangkar. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu masih tampak samar-samar. Rancang bangun ini dengan cerdas menjelaskan konsep peralihan menuju keadaan tanpa wujud, yakni arca Buddha itu ada tetapi tak terlihat.
Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud yang sempurna dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang. Di dalam stupa terbesar ini pernah ditemukan patung Buddha yang tidak sempurna atau disebut juga Buddha yang tidak rampung, yang disalahsangkakan sebagai patung 'Adibuddha', padahal melalui penelitian lebih lanjut tidak pernah ada patung di dalam stupa utama, patung yang tidak selesai itu merupakan kesalahan pemahatnya pada zaman dahulu. Menurut kepercayaan patung yang salah dalam proses pembuatannya memang tidak boleh dirusak. Penggalian arkeologi yang dilakukan di halaman candi ini menemukan banyak patung seperti ini. Stupa utama yang dibiarkan kosong diduga bermakna kebijaksanaan tertinggi, yaitu kasunyatan, kesunyian dan ketiadaan sempurna dimana jiwa manusia sudah tidak terikat hasrat, keinginan, dan bentuk serta terbebas dari lingkaran samsara."



Untuk biaya masuk ke lingkungan Candi Borobudur ini akan dikenakan biaya sebesar Rp 30.000,00 untuk satu orang dewasa dan Rp 12.500,00 untuk satu orang anak kecil. Di sana juga sedang digembar-gemborkan tentang pemakaian batik. Bagi siapapun yang ingin mengenakan kain batik selama di wilayah Candi Borobudur, disediakan tempat peminjaman kain batik untuk dikenakan oleh para wisatawan, for free loh. Berhubung gratis, ya gue pake deh! Demi batik Indonesia :D

Oh, iya, di jalan menuju lokasi Candi Borobudur, kita juga bisa menjumpai Candi Mendut yang bisa langsung dilihat dari jalan. Katanya sih ada satu candi lagi di sekitar sana bernama Candi Pawon. Tapi, gue belum pernah liat. Nah, katanya lagi, ketiga candi tersebut berada dalam satu garis lurus dan ada dongeng juga tentang ketiganya yang beredar di masyarakat sekitar.

Di Borobudur, gue naik-naik sampat stupa terbesar yang ada di Arupadhatu. Hohoho. Sebelah bagian dari candi di tingkatan Rupadhatu kemarin sedang maintenance alias diperbaiki. Semoga cepat selesai. Sudah siang dan sudah capek karena naik tangga setinggi itu, gue pun kelaparan. Gue bareng keluarga makan siang masih di wilayah Candi Borobudur, lumayan cocok dengan lidah Sunda gue kok. Makanannya ga manis :D


Candi Prambanan

Seusai makan siang, kami melanjutkan perjalanan dari Borobudur menuju Prambanan. Di jalan cari masjid dulu buat sholat dan akhirnya sampai di Prambanan hampir masuk waktu Ashar. Sama seperti di Borobudur harga tiketnya, langsung beli dan masuk lokasi. Naik-naik lagi di Candi Prambanan, tapi sudah terlalu lelah di sana. Sayangnya juga, Candi Siwa yang merupakan candi utama di Prambanan yang paling besar sedang tidak boleh dimasuki oleh pengunjung. Sepertinya sedang rusak karena gempa yang terjadi beberapa waktu lalu. Akhirnya, gue keliling-keliling di candi sekitarnya saja. Melihat arca yang terdapat di dalamnya dan tentu saja tidak lupa untuk foto-foto.

Candi Prambanan ini merupakan candi peninggalan Kerajaan Hindu dikenal juga dengan nama Candi Roro Jonggrang. Candi utamanya dikelilingi oleh candi-candi yang lebih kecil. Sayangnya candi-candi di sekitar candi tersebut sudah banyak yang tak berbentuk, hanya bersisa bebatuannya saja. Hal menarik dari candi ini adalah yang membangun memiliki nama yang sama dengan kakak gue, Rakai Pikatan. Kalau nama kakak gue, Rakay P juga, tapi P-nya dari Panhara. hehe.

Di kawasan wisata Candi Prambanan ini terdapat banyak candi-candi lainnya, contoh yang mungkin dikenal lagi adalah Candi Sewu. Memang candinya sebanyak seribu loh! *sedikit sotoy* *tapi kalo menurut pelajaran sejarah waktu sekolah kayaknya kesotoyan gue benar*. Gue keliling komplek Prambanan dan melihat candi-candi lain disekelilingnya menggunakan kereta mobil. Cukup  membayar Rp 5.000,00 sekali putaran. Kalau mau menikmatinya sambil bersepeda juga bisa, terdapat tempat penyewaan sepeda di sana. Sama juga seperti di Borobudur, saat gue ke sana sedang diadakan 'pembatikan wisatawan'. Hehe. Istilah yang gue buat sendiri.


Malioboro

Buat yang suka shopping, siapa sih yang ga kenal sama nama Malioboro? Tempat perbelanjaan baik wisatawan domestik maupun luar negeri yang satu ini memang sangat terkenal di Jogjakarta. Terletak di pusat kota dan hanya beberapa menit dari alun-alun Keraton. Di sana, dijual segala macam barang, terutama oleh-oleh khas Jogja, dari mulai souvenir dalam bentuk pernak-pernik seperti gantungan kunci, gelang, dan lainnya, ada juga batik seperti baju, kemeja, dress (daster juga banyak), sapu tangan, tas batik perca, ransel, sendal batik, banyak banget deh yang berbau batik, serta ada pula kaos-kaos khas Jogja beragam merk. Kalau dulu ada satu merk terkenal Dagadu, nah sekarang sudah mulai banyak para pembuat kaos lainnya yang tidak kalah bagus. Kalau kepingin belanja batik murah ada Pasar Beringharjo di Malioboro. Ilmu penting yang harus dimiliki adalah jago nawar :p

Sabtu, 01 September 2012

Isi Tinta Dapat Beasiswa, Mau?

Ink Cartridge Rusak

Ceritanya, kemarin saya pergi ke BEC karena ink cartridge printer saya bermasalah. Biasanya saya mengisi tinta sendiri, tinggal suntik cartridge, tinta pun terisi. That's simple. Nah, beberapa bulan yang lalu, entah kenapa ink cartridge saya rusak :(, saya pun baru sempat pergi ke BEC kemarin. Pergilah ke salah satu toko yang menjual printer dan tinta di sana. Langsung tanya, ini ink cartridge saya kenapa? Masih bagus kah? Atau harus ganti? Kemudian, saya sempat bertanya harga ink cartridge yang sama kalau harus ganti dan seharga Rp 140.000,00. Duarr. Mahal. Haha. Ga kaget sih, soalnya sebelum pergi ke BEC sempat tanya dulu ke Om Google dan harganya sekitar Rp 150.000,00.

Karena sayang banget, akhirnya minta dicek dulu aja cartridge-nya, setelah dibersihkan, penjaga toko bilang tidak ada masalah dengan cartridge saya, dan bertanya apakah mau sekalian diisi ulang? Saya bilang saja iya, toh, di kosan tinta printer saya sudah mau habis. Penjaga tokonya langsung ngisi cartridge-nya. Tanpa bertanya menggunakan merk apa, ternyata diisi dengan DataPrint. Sebenarnya, saya hampir tidak tau kualitas tinta printer merk lain, karena sejak saya punya printer pertama kali waktu SMP sampai printer saya yang ketiga sekarang, dari mulai ngisi tinta ditetes hingga disuntik, saya hampir selalu memakai DataPrint karena paling banyak beredar di pasaran. Keluar dari BEC, saya bisa bernafas lega karena tidak jadi mengeluarkan duit sebanyak yang dikira, hanya seharga tinta + Rp 5.000,00 sebagai upah pegawai toko refill tinta.


Kupon Undian dan Beasiswa DataPrint

Sesampainya di kampus, masih menunggu kelas, saya iseng melihat bon dan kotak tinta DataPrint. Ternyata, saya menemukan sebuah kupon di dalamnya. Kupon berwarna kuning bertuliskan 20Tahun DataPrint SEMARAK KEJUTAN HADIAH. Waaaah, ada kupon undiannya. Sempat terlintas, malas mengirim kupon via pos, tapi ternyata begitu dibalik, pendaftaran untuk kupon undian hanya melalui website DataPrint. Ya, sudah, saya langsung saja daftar. Sederhana toh? Hanya bermodalkan internet, tanpa perlu beranjak dari tempat duduk saya. Dibaca-baca lagi kuponnya ternyata, kupon tersebut bisa juga dipakai untuk beasiswa! Daftarnya pun online di beasiswa DataPrint. Tinggal buat essay dengan tema yang telah ditentukan. Beres. Sama sekali tidak membuang waktu. DataPrint memberikan beasiswa untuk 350 orang tiap periodenya, berkisar dari Rp 250.000,00 hingga Rp 1.000.000,00. Dengan proses yang sama sekali tidak merepotkan, tanpa perlu memikirkan urusan administratif yang biasanya ribet. Akhirnya, saya daftar juga :D. Untuk informasi lebih lanjut lihat saja websitenya di beasiswa DataPrint.