Jumat, 29 Oktober 2010

Perbincangan Empat Mahasiswa

Tadi pagi, saya telat bangun. Saya baru bangun jam 8.09 disaat ada kumpul angkatan jam 8.00 di dingdong. Alhasil, saya cuma cuci muka dan sikat gigi langsung cabut ke kampus. Padahal HMIF sendiri sangat menjunjung tinggi budaya tepat waktu.

Well, itu hanya permulaan hari ini. Kumpul angkatan sendiri selesai pukul 9. Setelahnya, saya, Emil, Adhiguna, dan Auliya sarapan di depan Taman Ganesha. Saya dan Adhi pesan nasi goreng, Emil pesan pempek, dan Aul pesan soto -ga penting sih apa yang kita makan-. Sembari makan, mengisi keheningan kami berempat melakukan pembicaraan. Pada mulanya, kita membicarakan topik debate battle yang akan dilaksanakan Sabtu besok. Kami berempat memilih tema CAFTA(China-ASEAN Free Trade Area). Saya dan Aul pro, Emil dan Adhi kontra. It's not a matter whether you choose to be pro or counter against the topic. Debate battle itu dilaksanakan agar kita bisa memandang suatu permasalahan dari beragam sudut pandang sehingga bisa membuat kita lebih kritis dan cermat dalam melakukan penilaian terhadap permasalahan tersebut.

Ada 5 tema yang diangkat dalam debate battle, yakni :
   1. CAFTA (China-ASEAN Free Trade Area) bagi perekonomian Indonesia
   2. Evaluasi 1 tahun kepemimpinan SBY-Boediyono
   3. HMIF menarik diri dari kabinet KM
   4. Setelah lulus S1, bekerja atau S2?
   5. Tes keperawanan untuk syarat masuk sekolah

Setelah melakukan pertimbangan, akhirnya diputuskan untuk memilih tema pertama karena bisa dilihat dari dua sisi dengan objektif. Tema kedua pun bisa dinilai dengan objektif hanya saja saya masih agak 'apatis' terhadap persoalan negara dan perpolitikan. Persoalan ketiga No Comment. Saya masih belum mengetahui dan mengerti secara mendalam apa yang benar-benar dipermasalahkan oleh himpunan saya dengan kabinet selain masalah arak-arakan yang mennjadi trigger topik tersebut. Persoalan keempat hanyalah sebuah keputusan yang diambil oleh pribadi masing-masing dan konteksnya sangat subjektif. Itu merupakan pilihan pribadi seorang individu dan tidak seru untuk diperdebatkan. Sedangkan topik kelima, kontra bisa menang telak dengan melemparkan argumen dari UUD '45 tentang hak mendapat pendidikan bagi warga Indonesia tanpa terkecuali (Emil yang mengingatkan saya dengan pasal 31).
BAB XIII
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Pasal 31
(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya
(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradapan serta kesejahteraan umat manusia

Setelah membicarakan kelima topik tersebut. Kami kembali ke topik ketiga. Ya, tentang HMIF dan kabinet KM ITB sekarang yang berujung pada persoalan negara. HMIF dengan resmi sudah melayangkan surat untuk kabinet untuk menuntut kabinet  yang lebih baik. Pembicaraan meliputi apa yang dipermasalahkan oleh himpunan sejak kepengurusan tahun ini dilantik. Mulai dari OSKM yang bermasalah sampai wisuda Oktober minggu lalu. Pada OSKM 2010 sendiri, saya menjadi salah seorang panitia. Saya taplok -tata tertib kelompok- OSKM atau disebut AntaKusuma. Saya merasakan bagaimana peliknya kepanitian OSKM tahun ini, dimana taplok menjadi sangat gabut -gaji buta- yang hampir tidak melaksanakan tugas sebagaimana mestinya karena kendala waktu dan kendala yang diakibatkan oleh satu 'unit' yang baru berdiri di ITB saat itu yakni K3L. K3L membuat kami, mahasiswa ITB, seperti kehilangan rumah kami. Lagu kebanggaan kami pun, yang berjudul 'Kampusku Rumahku' sudah tidak berarti. Kampusku BUKAN Rumahku lagi saat itu. Hampir semua kegiatan mahasiswa sangat dibatasi dengan alasan keamanan dan keselamatan kerja. Klimaksnya saat closing OSKM yang tidak mendapat izin, seluruh massa himpunan ITB siap pasang badan untuk mendukung keberlangsungan closing tersebut dengan status closing tersebut ilegal.

Ya, memang closing OSKM merupakan salah satu sarana penting yang memungkinkan interaksi pertama kali massa kampus ITB dengan mahasiswa baru yang pada saatnya akan meneruskan keberlangsungan Keluarga Mahasiswa. Closing juga bisa memberikan impresi pertama bagi maba. Sayangnya, closing OSKM yang hampir ilegal tersebut akhirnya medapat 'kelegalan' dari yang berwenang. Namun, kendala tetap terjadi, hujan yang turun, mobilisasi yang memakan waktu serta kehadiran bapak-bapak dan ibu-ibu dari k3l membuat kami menyudahi acara yang seharusnya menjadi sebuah kenangan untuk 2010 tersebut.

Saya memang tidak tahu apa lagi masalah lain yang mungkin terjadi di internal kabinet. Saya hanya mendengar isu yang ada dari beberapa teman yang memang berada di kabinet. Saya bukan orang kabinet, tapi saya juga selama masih menjadi mahasiswi ITB, saya merupakan anggota Keluarga Mahasiswa yang sebenarnya tiap anggota memiliki kewajiban untuk turut serta membawa KM ke arah yang lebih baik.

Masalah yang ada dalam diri saya sendiri adalah keapatisan. Saya cuek. Saya hampir tidak pernah peduli dengan apa yang terjadi dengan lingkungan sekitar saya. Berkali-kali saya terkena 'gamparan' yang cukup keras dari ayah saya, bahkan beberapa teman saya. Saya tidak cukup peduli akan apa yang menimpa teman saya. Bukannya tidak peduli, saya sebenarnya tidak ingin ikut campur masalah orang lain, kecuali memang mereka yang bercerita tentang masalahnya dan meminta bantuan saya. Saya bukannya tidak ingin membantu dengan inisiatif sendiri tapi sekali lagi saya tegaskan bahwa saya memang tidak suka bertanya akan masalah orang lain.

Lanjut ke obrolan kami. Memperbincangkan tentang kabinet, jadi teringat tentang kabinet negara kita. Negara kita yang sampai saat ini seperti jalan di tempat. Topik kami adalah tentang intel, tentang STIN dan seperti apa orang-orang intel negara ini. Indonesia mungkin membutuhkan orang-orang hebat seperti intel yang diperlihatkan di film-film Hollywood. Tidak hanya itu, Indonesia juga membutuhkan orang-orang idealis yang cinta kepada negeri ini, yang memiliki semangat nasionalis yang tinggi. In fact, hanya segelintir anak muda yang masih sangat peduli pada negara, (atau mungkin sudah tidak ada?). Ayah saya mungkin terbilang salah satu orang yang concern terhadap perkembangan negara ini. Kakek dari ayah saya memang pernah membela Indonesia di zaman perang di bawah kepemimpinan Jenderal Soedirman. Oleh karenanya, nama belakang ayah saya adalah Sudirman.

Sejak kecil, saya sering kali diceritakan ayah saya tentang bagaimana kehidupannya dulu. Apalagi sepeninggalnya kakek saya, saat itu ayah saya masih SD dan beliau adalah anak tertua. Tanggung jawab beliau pun bukan sebagai anak kecil lagi. Padahal beliau masih harus sekolah. Perjuangan untuk mendapatkan pendidikan itulah yang dulu memacu saya untuk terus mencari prestasi secemerlang mungkin di sekolah. Tanpa beban. Ayah saya selalu mengingatkan bahwa apa yang saya lakukan dia tidak peduli, karena pada akhirnya saya sendirilah yang akan menanggung dan mendapat konsekuensi dari tiap hal yang saya lakukan. Hal tersebut pertama kali beliau ucapkan ketika prestasi akademik saya turun. Saat itu pula, saya sedang nakal-nakalnya. Sejak saat itu, saya mulai mencerna maksud perkataan ayah saya.

skip.. Saya dulu sempat agak peduli dengan perkembangan negara ini. Dulu saat masih bocah. Anak kecil yang peduli namun tidak mengerti apa-apa. Semakin saya belajar IPS dan sedikit demi sedikit memahami perpolitikan, entah kenapa saya semakin tidak peduli dengan segala masalah politik yang ada di Indonesia. Mungkin juga disebabkan saya tidak menemukan sosok pemimpin yang selama ini saya cari. Tokoh teladan bangsa yang patut kita contoh. Saya akui memang sangat banyak orang hebat yang ada di negeri ini. Sayangnya, dunia politik yang saya lihat di masa SMP -dengan sudut pandang anak ingusan tersebut- adalah sekumpulan orang yang ingin mencari harta dengan kedudukannya di pemerintahan. Terlebih lagi ayah saya yang seorang pegawai negeri yang setelah kepemimpinan atasannya terdahulu hanya berangkat kerja untuk mengisi daftar hadir. Beliau selalu bilang, pekerjaannya itu terasa gabut -mungkin kalau dulu sudah ada istilah gabut-. Ketika saya kelas 3 SMA, ayah saya dipindahkan ke departemen lain, beliau pun kembali bekerja layaknya seorang pegawai negeri seharusnya. Atasannya masih tetap kurang 'baik' dan teman-teman kerjanya yang baru pun ternyata 'membudayakan' korupsi. Namun, ayah saya tetap bekerja sebaik mungkin. Beliau memang keras, kritis, bertanggung jawab dan tidak pernah mengeluh. Sampai saya sebesar ini pun, saya belum pernah mendengarnya mengeluh. Mungkin, hal tersebut dikarenakan oleh didikan orangtuanya dan keadaan yang memang memaksanya seperti itu. Beban yang dulu dipikulnya tidak ringan.

Indonesia itu kaya, tapi miskin. Seandainya (lagi-lagi seandainya), semua lapisan masyarakat Indonesia, remaja, dan pemudanya memiliki kepedulian yang cukup tinggi terhadap negeri ini, mungkin Indonesia sudah menjadi negara yang makmur. Saya sendiri merasa miris melihat diri sendiri yang semakin dewasa semakin apatis. Walaupun sebenarnya dari lubuk hati yang paling dalam /*serius*/, saya ingin turut andil untuk memajukkan negeri kita ini. Saya juga bingung apa yang membuat saya secuek ini. Cuek juga terhadap organisasi, himpunan, atau kabinet yang ada di kampus sendiri. Padahal track record saya cukup lumayan di keorganisasian. Dulu, saya sempat dipercaya menjadi wakil ketua osis di SMP dan MPK saat SMA. Sewaktu SD juga cuma kelas 5 doang saya ga jadi ketua murid. Tapi, kenapa saya seapatis ini sekarang? *big question?*

Kembali ke topik pembicaraan kami berempat mengenai kepemimpinan tertinggi Indonesia. Dari mulai Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid alias Gusdur, Megawati sampai Susilo Bambang Yudhoyono. Tentang mana yang benar dan mana yang salah, Mana yang baik atau lebih baik? Guru sejarah saya di kelas 1 SMA pernah bilang, ada ramalan tentang para pemimpin bangsa ini -tapi saya lupa isi tepatnya dan siapa peramalnya-, bagaimana karakternya, pemimpin yang bagaimana dan seperti apa akan memimpin bangsa ini. Ramalan tersebut juga berisi bahwa suatu saat nanti, (sekitar tahun 2020), Indonesia akan kembali bangkit dan mulai memasuki masa-masa kejayaannya kembali. Ya, tahun 2020. Itu adalah generasi emas katanya. Dan itu adalah generasi kami sekarang. Generasi penerus bangsa nantinya adalah kami. Pemuda pemudi harapan bangsa adalah generasi kami. Kami mungkin sekarang hanyalah seorang mahasiswa yang penuh dengan idealismenya. Mahasiswa yang seharusnya masih memiliki semangat juang yang tinggi. Seandainya 10 tahun dari sekarang, kami masih memiliki modal semangat dan idealisme tersebut, realisasi akan kebangkitan Indonesia bukanlah suatu hal yang tidak mungkin. Saya pun kembali sadar akan tanggung jawab saya sebagai individu, bagian dari masyarakat, warga negara Indonesia, dan mahasiswa. Saya ingin kembali memupuk rasa kepedulian yang sudah terlalu lama hilang dari diri saya. Kontribusi yang sudah lama tidak saya berikan. Kekritisan yang sudah sangat memudar.

Dan hari ini adalah Hari Sumpah Pemuda. Sebuah hari dimana 82 tahun yang lalu semua pamuda pemudi Indonesia mengikrarkan janjinya :

SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Semangat kawan! 2020 Indonesia Emas oleh generasi kita!

Rabu, 27 Oktober 2010

Sepenggal Kisah Awal Kuliah [repost]

Dimulai dari tanggal 10 Agustus 2009, pretest dilaksanakan di GKU Barat lantai 2 buat STEI. Hampir pukul 7.30, lembar soal pertama dibagikan. Terdiri dari 30 soal B. Indonesia dan 20 soal B. Inggris. Sebenarnya untuk B. Indonesia itu soal EYD dasar banget. Tapi entah mengapa ku tak tahu jawabannya. Hehe:D
Untuk B. Inggris terdiri dari 2 text yang panjang-panjang abiz, masing-masing bacaan untuk 10 soal. Dan katanya 20 soal itulah yang menentukan kami ditempatkan di kelas B.Inggris reading, writing, atau presentation. Alhasil, saya dapet yang paling ga enak yaitu writing.
Istirahat 15 menit.
Kembali dibagikan soal kalkulus, yah cuma 3 lembar. Tapi essay 5 nomor!!! Gelooo! Aing geus 2 bulan teu ngapalkeun. Gw cuma bisa nelen ludah pas ngerjain soal pretest itu. Begitu juga dengan 20 soal fisika dan 40 soal kimia, meskipun pilihan ganda. Hahaha! Begonya gw..

Lanjut ke hari berikutnya. Gladi resik Sidang Terbuka ITB, dan harus mengenakan seragam SMA! Ada SSdK yang menampilkan orang-orang hebat dari kampus kebanggaan bangsa ini sih. Jadi ya not bad lah untuk hari kedua. Tapi pulangnya itu loh?! Para panitia PROKM sudah stand by di pintu sabuga. Kami para mahasiswa baru langsung dikasih secarik kertas buat ospek dan pembagian kelompok. Saat itu juga ternyata harus bergabung dengan kelompoknya dan dibimbing oleh taplok-taplok yang baik hati langsung mendapatkan tugas kelompok yang dikerjakan sampai pukul 8 malam. Tapi, saya baru nyampe rumah jam 9.30. Hhhhh!

Hari ke-3. Sidang Terbuka ITB! Ada rektor, dekan, guru besar, maba S1, S2, S3 ngumpul semua di Sabuga. Ada yang ngomongin nano teknologi pula, yang bikin otak jadi ruwet seketika. Tapi pembicaranya mantap-mantap--walopun gw ga ngerti. Selesai sidang terbuka, ada seminar-seminar lagi. Makan siang dan makan malam gratis. Karena malamnya ada acara opening PROKM yang ga keliatan dari tempat saya berdiri. Jadi entahlah.

Day 4. Apel pagi di Sabuga, diajarin nyanyi lagu 'Kampusku Rumahku'........ Body wave mulu. Cakrawala bilang:"Siapa Kalian?" "2009!" "2009?!" "ITB!" "ITB?!" "Lauk Lauk Lauk" eh yang terakhir salah dink, itu mah dari LSS, yang bener kita teriak "ITB! ITB! ITB!"
"Mana semangat kalian?" "Bodywave dari sebelah kanan aku, mulai!"
Eh, eh, kenapa sih cakrawala doyan banget ngomong, "Fokus ada padaku!" "Untuk yang ada di sebelah kiri 'aku'." Ya pokonya gitu deh, yang ikut PROKM pasti nyengir inget-inget cakrawala ngomong. Hehe:D
Buat Raksadevha, senyum dikit dunk! Jaim semua nih pada jutek-jutek, hohoho! Peace ka!
Lanjut sama seminar setelah apel pagi. Bikin ngantuk di dalem Sabuga. Banyak yang tidur. Padahal pembicaranya bagus-bagus. Hahaha. Naluri untuk tertidur yang menang. Sorenya, biasa lah ngerjain poster sama kardus bareng kelompok. Oia, perkenalkan kelompokku 140: Saya, Ucup, Pei, Yuka, Niken, Cilsi, Rahmi, Adit ( Pa Ketu kami), Puji, Guidho, Dikri, Husen, Yazid (sang teroris), Ryan, Saka, Tikto, Hadi, Awal dan Ben yang anggota baru. Dengan Taplok kami: Ka Hana, Ka Caca, Ka Gery.

Day 5. Banyak acara bareng fakultas. Apel pagi seperti biasa. Senam pagi sama LSS. Salam Diponegoro! (gantinya Salam Ganesha yang merupakan salam tersakral di ITB). Truz cuma ada 1 seminar, langsung mobilisasi ke GKU Timur untuk STEI. Kami bertemu dengan dekan dan para dosen dari STEI! Ada perkenalan dari HME. HMIF kaga dateng, sayang sekali. Katanya ketua HMIF nya lagi presentasi KP. Yah, dimaklumkan saja deh, kami maafkan. hehe:D
Bagi yang cewek, ada dari MSTEI, truz SSdK sama Ka Risa dari IF '06 di 7601 Labtek V. Dari 36 orang yang hadir, perempuan cuma 5 orang, ckckck. Udah selse SSdK, kumpul kelompok, ngerjain tugas lagi deh sampai malam.

Last day. On Saturday: Hari terakhir PROKM, paginya kumpul sama STEI, di depan GKU Timur. Kali ini ada penyambutan dari kakak-kakak HME dan HMIF. Truz satu angkatan STEI disuruh bikin angka 2009. Berhasil tentunya! Selesai acara fakultas, cabut ke kelompok masing-masing. Aku ke lapangan sipil. Main Kebon Binatang. Jadi kucing, meong-meong. hehe:P
Selesai acara di lapangan sipil, cabut ke lapangan SR. Disana mentoring sama ka Rainhard dari Teknik Tenaga Listrik. Ishoma. Dilanjutin mentoring lagi di Taman Ganesha. Eh, ujan! Jadi cabut ke Salman berteduh. Ujan reda, selesai Ashar balik lagi ke Taman Ganesha. Maenan bareng kelompok 140!
Shalat Maghrib, langsung mobilisasi ke Saraga buat 'jumpa HIMA'. Hehehe. Udah gitu closing PROKM. Mantep ada kembang apinya. hohoho. Jadi kayak pesta kembang api taun baru.

Oh iya satu hari lagi. Sunday Sunday Holiday : ada yang namanya OHU alias Open House Unit. Di sana ada stage sama stand dari masing-masing unit yang ada di ITB. Totalnya sekitar 75 unit yang TOP Marko TOP! Ada bazar makanan juga di Labtek V sama Labtek VIII. Buat anak Cirebon, di sana ada Tahu Gejrot loh! Sayang ga ada empal gentong juga. hehe :D

Udah ah sekilas awal Ganesha nya.
 
21 Agustus 2009

dingdong

Dingdong? Bukan tempat maen game yang pake koin itu. Dingdong yang gue maksud adalah selasar Labtek V. Salah satu gedung di kampus Ganesha. Gue emang udah boleh mempergunakan fasilitas Sekre1 dan Sekre2 HMIF yang letaknya ada di gedung yang sama. Hanya saja entah kenapa, STEI 2009 baik Siberian Infantri (IF dan STI) maupun Trooper (Elektro, Telkom, Power) paling senang berkumpul dan nongkrong di Dingdong. Well, untuk anak-anak HMIF 2009 mungkin seperti yang teman gue blang, "Dingdong itu Sekre 3!"

Day1
Dimulai dari Minggu malam, gue sama Auliya mengerjakan Tugas Pendahuluan praktikum Sistem Digital dan prapraktikum Algoritma dan Struktur Data di dingdong. Kalo siang hari, dingdong itu emang tempat yang menurut gue cukup cozy karena adem banget. Tapi karena gue dan Aul NePe dan ngeADT abis Maghrib, berdiam diri di dingdong itu sangatlah dingin. Niat sih ngerjain TP sendiri sekaligus belajar, namun pada akhirnya nyontek juga punya Unggul Bhakti Muhammad. Kalau ADT sendiri, gue udah mulai mengerjakannya beberapa hari sebelumnya jadi tinggal dikit lagi.

Sekitar pukul setengah delapan, perut gue mulai bernyanyi, Aul juga bilang dia laper. Kami pun memutuskan untuk makan di tempat nasi goreng depan SR (depan gerbang parkiran Seni Rupa). Beres makan, balik lagi ke kampus. Udara malam dirasa sudah sangat merasuk tulang sehingga gue sama Aul pun pindah mengerjakan tugas di Sekre1 HMIF. Saat itu, ada Filman (Sang Kahim), Tomi(senator), dan Dhika (ketua angkatan sesepuh '07) di luar sekre. Yang di dalam sekre ada Lio, Diani, Gilbran, Iza, dan Edo. Mulai ngeADT lagi sampai tengah malam, dan baru selesai -belum selesai sepenuhnya sih- lewat pukul 00.15 dini hari.

Aul nginep di kosan gue yang emang tinggal jalan kaki. Soalnya kosan dia lumayan jauh dan sudah tidak ada akses kendaraan umum. Gue sama Aul ngelanjutin ADT maupun TP yang belum rapi. Mata udah minta dituutp tapi jam 2 masih belum beres banget juga. Gue ga peduli, yang penting gue udah upload tugasnya apapun hasilnya. Mata gue udah ga bisa dikompromi, akhirnya gue pun tertidur.

Day2
Eh, udah ga nyambung sama dingdong ya ceritanya? Maap -___-", gue lanjutin deh. Keesokan harinya, gue yang frustasi karena praktikum Sistem Digital gue hari itu failed to the max, gue harus ngulang praktikum tersebut sampai berhasil -at least sampai gue sedikit mengerti sama percobaannya kalo ga gue ga tau apa yang harus gue tulis di laporan- dan gue diajarin sama Unggul. Lots of thanks buat Unggul yang udah ngajarin gue SisDig dengan cukup sabar. Setelah gue ngerti, gue pun mulai membuat laporan yang deadlinenya pukul 4 sore satu hari setelah praktikum. Ya, itu besoknya. Gue hectic, gue lagi frustasi dan gue harus ikut foto angkatan buat tugas OsJur -gue pasti kucel banget dengan muka tanpa ekspresi atau muka gue kusut abis minta disetrika-. Ga tau tuh hasil fotonya gimana, haha -____-.

Semakin malam, gue mulai mengerti apa yang gue harus tulis di laporan. Tapi abis Maghrib sebenarnya ada audiensi untuk acara BINER (Bakti Informatika untuk Negeri) lanjut dengan audiensi senator di sekre2, dan  gue ga hadir. *maap ya ka Rosa selaku ketua Biner dan ka Tomi selaku senator :D* Gue pun lanjut mengerjakan laporan di dingdong. Semakin malam, gue baru memahami apa yang seharusnya gue tulis di laporan. Jam 8 gue balik dari kampus, setelah koneksi di dingdong terputus-putus dan koneksi HMIFers di sekre1 servernya dimatiin sama Filman biar pada ikut audiensi.

Sesampainya di kosan, berniat melanjutkan laporan sampai benar-benar kelar. Namun, apa daya, karena gue udah begadang malam sebelumnya gue pun tertidur. Terbangun di pagi hari dan kembali melanjutkan reporting \(^.^)/. Great, it was 7.17 when I almost finisihed it. Tersisa hanya kesimpulan, tapi gue emang
selalu bingung untuk menarik kesimpulan. Gue pun 'nyampah' dulu di beberapa jejaring sosial buat cari inspirasi dan jam 8 gue berhasil merampungkan laporan gue.

Day3
Itu kemarin, satu hari di mana gue ga punya beban untuk menyelesaikan tugas apapun yang deadlinenya esok harinya. It felt so comfy, hehe :) berharap jikalau tiap hari seperti itu, tapi suatu hal yang hampir mustahil selama gue masih menjadi mahasiswi Teknik Informatika ITB. Hari itu, gue pulang kuliah jam 5 sore. Seharusnya jam 6, tapi kebetulan dosen mata kuliah yang berlangsung dari jam 5 sampai jam 6 sore tidak ada. Gue pun langsung cabut ke dingdong buat online, menghabiskan batere laptop dulu, menginstall Ubuntu di VMWare, baru gue balik.

Day4
Hari ini, gue menghabiskan waktu istirahat gue dari pukul 11 sampai pukul 1 siang di dingdong. Online, bercengkrama dengan teman-teman, ngobrol, makan Ciwawa -roti yang dijual untuk danus beragam kegiatan kampus-, atau sekedar duduk-duduk di dingdong.

Sorenya, gue kelar kuliah jam5. Terus gue, Ical, Hapsari, dan Dibi berniat untuk menyelesaikan tugas wawancara massa himpunan di Sekre2. Hapsari sama Dibi mewawancarai ka Pudy. Gue sama Ical mewawancarai ka Apip. Selesai wawancara ternyata sudah adzan Maghrib -- > shalat dulu di RPL terus pulaaangg. Eh, eh, begitu keluar Lift di lantai 1, ujan gede bangeeet. Ya udah, mau gimana lagi. Gue sama Ical ke dingdong lagi deh, nyari temen-temen. Dan bener aja, beberapa anak STI masih ada di sana. Duduk lah gue di sana dan kembali membuka laptop untuk sekedar browsing-browsing dan melihat milis.

Menjelang Isya, hujan pun agak reda. gue sama Ical memutuskan untuk pulang. Lalu, seperti inilah gue sekarang. Berhadapan dengan laptop, berusaha mengerjakan tugas, namun malah terdampar di dunia maya ini.

Sabtu, 23 Oktober 2010

Tiga dalam Satu

Ini kisah satu minggu yang lalu. Dimulai dari hari Sabtu setelah UTS Sistem Digital. Sore harinya ada kumpul angkatan buat foto satu angkatan (tugas OsJur). Maklum gue sama temen-temen seangkatan masih Sparta (nama OsJurnya). Selesai foto angkatan, kita cuma main di kampus dan gue juga emang ga bisa pulang karena hujan. Terus gue laper dan ngajak salah satu temen gue -sebut saja Nunu- buat makan. Dari dingdong kita mau pulang buat cari makan, tapi lewat sekre1. Eh, di sana ada yang lagi maen pingpong dan Nunu malah ikutan main pingpong. Jadi terpaksa gue nunggu dia main pingpong *gue malah disuruh jadi wasit :( *. Selesai si Nunu main pingpong, eh, ujan malah gede banget. Terpaksa lagi kita diam di kampus menunggu hujan agak reda. Tapi karena keburu laper dan hujan ga reda juga, gue sama temen-temen yang masih di sekre memanfaatkan Delivery Service.

Awalnya, kita mau pesan KFC, cuma gara-gara bisa diantarnya 2 jam dari kita pesan, kita cancel. Gila aje, ni perut bisa jadi kayak balon kempes kalo nunggu kelamaan gitu. Akhirnya gue tau kenapa pesan antarnya selama itu. Pertama, di Dago saat itu sedang ada semacam pawai. Kedua, itu malem minggu so pasti macet cet cet. Ga jadi pesen KFC, kita telepon HokBen (lmao). Kurang lebih satu jam kemudian, HokBen pesanan  pun sampai di Sekre1 HMIF. Oh iya, malem itu untuk pertama kalinya sekre bener-bener dijajah sama 2009! hahahaha :D (evilsmirk). Beres ngeHokBen, gue mau pulang, tapi apa daya hujan ga reda juga. Setelah nunggu sampe jam 10 dan hujan terlihat tidak mungkin reda, gue nekat pulang-ujan-sendirian.

Nah, besoknya, hari Minggu tepat setelah minggu uts. Awalnya berniat untuk istirahat setelah penat seminggu menghadapi uts dan demo tubes plus tugas lainnya. Ternyata gue masih belum bisa istirahat. Jadi, di himpunan gue (HMIF) *udah ngaku-ngaku 'himpunan gue' padahal belum dilantik* sekarang lagi ada Home Tournament (HT). Walaupun 2009 masih menjadi anggota muda di HMIF, kita turut diperbolehkan berpartisipasi di HT.

Ada 13 cabang yang dipertandingkan di HT dan gue kemarin ikut 2 cabang sekaligus. Himpunan Mahasiswa Informatika ini emang cewenya sedikit tiap angkatan dan HT sendiri adalah turnamen antar angkatan. Di angkatan gue aja cewenya cm ada 30 orang. Dan cewe yangada juga jarang banget yang mau keringetan, capek-capek olahraga. Hampir setengah dari jumlah cewe di angkatan gue ga suka olahraga. Dan hari itu, segelintir cewe yang tersisa harus ikut 3 cabang, Jam 7 Voli, Jam 10 futsal, dan jam 2 basket. Bayangin aja, kalo orangnya cuma itu-itu aja gimana ga tepar?!

Nah, paginya gue datang buat voli. Gue yang emank sama sekali ga bisa main voli akhirnya cuma berniat buat menuhin kuorum aja di lapangan biar angkatan gue ga kalah WO. Ternyata pagi-pagi ga jadi HT dan cuma latihan buat Ganevo (ajang kompetisi voli di ITB). Alhasil, gue cuma main-main voli aja karena gue emang ga ikut Ganevo. Gue ga bisa! Tangan gue juga jadi merah semua gara-gara main voli asal-asalan itu. Abis itu, gue balik dulu ke kosan buat ngambil sepatu buat maen futsal.

Ngantuk... dan gue pun ketiduran. Baru sedetik memejamkan mata, ada telepon dari temen gue, Gita, nyuruh ke Saraga. OK, futsal pun dimuulai dan 2009 kalah 2-3 dari angkatan 2007. Yaa, biar kalah tetep seru kok dan yang penting gue assist golnya Caca. Abis itu, kita istirahat sebentar terus makan batagor sama yang lain. Jam 2 kita balik ke lapangan Saraga. Dan akhirnya menang basket three on three dengan skor akhir 10-6 lawan 2008. Itu pun menang karena dapet poin tambahan 4 gara-gara 2008nya terlambat.

Lelah menghampiri sekujur tubuh. Dikala tugas ADT belum dikerjakan sama sekali. Artikel buat buletin pun udah lewat deadline. Konsep seminar Arkav dan pembicaranya belum gue email. Tugas wawancara massa himpunan pun belum gue kirim. Tapi, gue udah keburu tepar. Badan gue remuk semua. Dan sepertinya hal yang serupa tapi tak sama akan terulang minggu ini.

Jumat, 15 Oktober 2010

doh

Ok, blog gue yang ini emank hampir  ga keurus. Dulu, gue suka nulis. Ya, waktu SMA gue hobi nulis juga. Sorry banget, tulisan gue waktu SMA udah gue hapus. Kenapa? Soalnya isinya super labil dan super galau *blushing*. Pipi gue bisa merah kayak Mr. Crab direbus kalo dibaca orang sekarang.

Mungkin, sekarang gue udah punya sedikit waktu lagi buat nulis. Sangatlah sedikit :'(. Terakhir gue posting kurang lebih akhir tahun lalu. Gue juga belum cerita kalo gue sekarang udah kuliah. Jadi, intinya sekarang gue udah kuliah tingkat 2 Teknik Informatika di sebuah perguruan tinggi negeri ternama di Bandung. Kayaknya sekarang mending gue cerita kehidupan kuliah gue aja ya. Tapi, sebenernya cerita yang lebih seru itu perjuangan gue buat jadi mahasiswa sebenarnya. Sayangnya, itu postingan yang udah gue hapus. Gue revisi aja deh ntar (udah kayak buku aja).

doh adalah topik kita hari ini. Ketololan gue hari ini sungguh luar biasa. Seminggu ini gue uts dan tadi siang adalah uts mata kuliah 'dewa'nya anak IF -baca:Algoritma dan Struktur Data-. Gue uts jam 1 siang. Paginya gue niat banget buat belajar. Tapi, abis gue ngumpulin semua diktat yang tebel-tebel itu, gue langsung nyerah. -___- Akhirnya gue cuma tidur-tiduran ga jelas di kamar kosan gue yang teramat sepi. Eh eh eh, gue malah ketiduran dan baru bangun jam 12. 2X gara-gara ada pesen di inbox dari temen. Gue gelagapan lah. 30 menit lagi dan gue masih bermuka bantal di kosan. Langsung siap-siap dan berangkat!!

Cabut ke kampus sekitar pukul 12.40an. Walaupun dari kosan gue bisa jalan kaki, kondisi panas terik dan telat bikin gue harus naik angkot. Di jalan, sambil megang diktat program kecil bahasa C yang ga gue baca juga sebenarnya *cm dipegang aja*, gue ketemu sama Mas Wildan -kakak kelas gue sekarang anak Teknik Kimia- dan dia nawarin tumpangan ke kampus. I  was saved! Gue ga jadi telat! Tapi, tapi, tapi *dengan muka pengen nangis*...... Begitu uts dimulai dan soal dibagiin ...... Jeng jeng jeng jeng *backsound*. "Da*n! AlstrukDEAD really makes me DEAD!" gue kelabakan ngerjain 3 soal yang beranak pinak itu. Kacau cau cau!

Beres uts, gue ada kelas Sistem Digital. Pak Dosenya ga dateng, katanya lagi sakit. Cepet sembuh ya, Pak. Jadi yang dateng ke kelas adalah Ka Fatma, asdos dan asprak yang baik banget. Sabtu besok kita uts SisDig, dan kita review materi. huft.

At last, gue tadi ada demo tubes jam 6 sore. Tapi, gue lupa banget nget nget. Gue di telepon Edo pas gue lagi enak-enak makan di Ayam Kol belakang kampus. Gue langsung sprint dari gerbang belakang sampe LabtekV yang adanya di gedung depan. Fiyuuuh, untung gue ga telat. Lanjutannya, kita sekelompok tubes -tugas besar alstruk- (edo, amel, icha, depe) ga ada yang inget buat ngeprint lembar penilaian. Nah loh nah loh! Untuuuuunnngg banget, asisten pendemo kita, ka Apip mau berbaik hati nungguin kita. Eh. lagi-lagi, ternyata file yang diupload bukan file yang terbaru! Terus Ka Apip yang super baik ngebolehin kita buat demo besok. Tengkyyuuu pisan, kaa! (worship) Dan sekarang gue mau tidur.... Zzzzz..