Rabu, 19 September 2012

Topic Will Find Its Way

Sudah memasukki minggu keempat di tahun keempat. Saya sudah tidak memiliki kegiatan seabrek di luar akademis. Kebetulan sedang tidak memegang amanah apapun di himpunan. Fokus saya semester ini sepertinya hanya pada 22 sks dan part time yang sempat saya ceritakan sekilas di postingan sebelum ini. Satu masalah utama saya beberapa minggu terakhir ini adalah penentuan topik TA. Sebenarnya, sampai sekarang pun saya masih belum memiliki topik pasti apalagi dosen pembimbing. Di saat yang lain ada yang sudah mengajukan proposal, mulai mencari-cari bahan untuk tugas akhirnya, saya masih stuck dalam pencarian topik.

Sudah sering saya mengobrol dan bertanya ke teman, kakak-kakak angkatan, bahkan sudah sempat mengobrol dengan salah satu dosen. Tapi, entah mengapa keyakinan untuk menetapkan hati pada satu topik TA masih sangat sulit dilakukan. Mungkin benar apa kata Diani tadi siang, terlalu banyak constraint yang saya pikirkan. Padahal, dari obrolan-obrolan saya tersebut, saya seharusnya punya banyak cara menentukan topik.

Q. Kamu suka apa?
A. Saya pun bingung saya suka bidang apa.
Q. Buat saja satu aplikasi yang bisa berguna buat kita sendiri.
A. Saya tidak tahu apa yang saya perlukan.
Q. Temukan permasalahan apapun yang selama ini kamu lihat, kemudian coba cari solusinya.
A. I dont see any problem around me. There must be lots, but none is considerable for me.
Q. Ya udah, kalau gitu coba saja mulai memangkas pilihan lab/kk dari yang kamu paling tidak suka.
A. SisTer pasti tidak akan saya pilih, never ever ever. Sepertinya sudah cenderung memilih membuat aplikasi a.k.a terpaksa ngoding agar cepat lulus (*)

(*)bukan percakapan dengan satu orang

Akhirnya, tadi siang untuk kedua kalinya saya pergi ke perpustakaan IF guna mencari topik. Saya ke sana dengan Chita sepulang dari Gramedian dan BIP bersama Diani. Bertemu dengan coach Gabun di perpus dan dibilang GAIB itu bisa cepat lulus. Sedikit lebih memantapkan hati untuk memilih lab GAIB setelah ditambahkan dengan 'konsultasi' bersama Diani di Gramedia sesaat sebelumnya.

Mulailah saya mencari textbook yang berkaitan dengan Artificial Intelligence di rak-rak buku. Membaca judulnya, terlihat menarik atau tidak, berharap menemukan sesuatu yang menarik. Hingga tibalah saya pada rak buku hampir terakhir yang mau saya lihat. Berwarna jingga dengan gambar seperti Tazmania Devil. I picked that up just to show Chita what I've found. A cute book of Artificial Intelligence.

Saya: Chit, chit, chit. Lihat deh! Onyo gini bukunya. Coba kemarin AI bukunya ini, semangat dah belajarnya. #eh
Chita: Dibacalah.
Saya: Ga berani bukanya.
Chita: *ngebuka bukunya* *sang buku memperlihatkan tulisan-tulisan yang terlihat memalaskan dan juga statistik-statistik entah apa*
Saya: Ah, dalemnya tetep begini. *tapi karena bingung mau ngapain lagi, akhirnya memutuskan untuk membacanya* *masih berharap akan menemukan sesuatu yang menarik*

Mulailah saya dengan membolak-balikan halaman daftar isi. Ada satu judul subbab yang cukup menarik tentang german mechanics dan italian love. But that's not the one I see. Saya melihat kata demon di salah satu halaman dan tertarik membacanya. Ternyata demon tersebut ada di bab Frame-Based Expert System. Sepertinya menarik, saya lanjut baca sampai hampir pukul 2. Singkat cerita sekarang saya sudah menetapkan hati akan mengambil topik dengan konsep tersebut meskipun belum tahu konsepnya sebenarnya bagaimana karena baru membacanya sepintas. Saya juga belum tau konsep itu akan saya apa kan. Tapi, setidaknya saya sudah menentukan pilihan teman saya hingga tahun depan.

Terima kasih untuk semua orang yang telah saya repotkan dengan beragam pertanyaan berkaitan topik TA :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar