Rabu, 26 September 2012

Mahasiswa Jadi-Jadian dan Media

Baru saja saya menyaksikan berita di televisi mengenai mahasiswa dari salah satu akademi di kota x. Tidak penting untuk saya sebutkan, karena kejadian yang akan saya ceritakan tidak hanya terjadi di tempat tersebut saja.

Sudah berkali-kali saya mendengar berita tentang mahasiswa yang membuat kisruh entah di dalam kampus ataupun di luar kampus ketika berunjuk rasa. Saya memang bukan seorang mahasiswa yang peduli terhadap isu sosial dan politik yang ada di negeri ini. Tapi, saya bukan mahasiswa yang senang melakukan tindakan tanpa pikir panjang.

Mahasiswa oleh sebagian besar masyarakat Indonesia itu dianggap sebagai segelintir orang berpendidikan. Alangkah baiknya kalau kita sebagai mahasiswa memberikan contoh yang baik bagi masyarakat. Namun, berita yang baru saya lihat adalah mahasiswa yang merusak kampusnya sendiri. Memecahkan kaca jendela, melempar kursi dari lantai sekian lah, entah merusak apa lagi. Ugal-ugalan seperti itu pantaskah disebut mahasiswa? Menurut saya tidak.

Seringkali juga dikabarkan mahasiswa pengunjuk rasa yang membakar ban atau properti lainnya (bahkan  ada yang sampai membakar mobil). Adakah yang berpikir bahwa itu merusak properti dan aset negara? Yang kalau kita merusaknya malah menimbulkan kerugian untuk sebagian pihak. Sebagai mahasiswa, tentu saja kita ingin memperbaiki negara ini, bukan? Kalau tindakan yang dilakukan mahasiswa seperti itu, menurut saya tidak pantas disebut sebagai mahasiswa, tidak pantas disebut sebagai para pemikir, tidak pantas disebut sebagai calon penerus bangsa ini.

Well, saya hanya ingin meluruskan juga di sini kalau tidak semua mahasiswa seperti itu. Sebagian besar mahasiswa adalah mahasiswa yang sesungguhnya kok. Masih seorang manusia pembelajar yang berusaha memperbaiki negeri ini dengan caranya masing-masing. Hanya saja, media sekarang memang selalu membesar-besarkan sisi negatif dari suatu kasus. Mungkin agar beritanya menarik karena orang-orang sekarang tidak suka menyaksikan berita baik atau positif. Saya hanya berharap saja kalau media di negara kita ini bisa memberikan pengaruh positif bagi masyarakat kita dan tidak hanya mengejar 'rating' sehingga hanya memberikan informasi tidak penting bagi masyarakat. Pembunuhan, tawuran, bacok-bacokan, korupsi, gen motor, sinetron yang tidak mendidik dan hal buruk lainnya di negeri ini digembar-gemborkan dan bisa saja ditiru oleh generasi mudanya yang belum bisa mencerna dengan baik hal-hal tersebut.

~harapan dan sedikit curcol seorang mahasiswa tingkat akhir yang baru punya tv di kosan tapi sama sekali tidak menemukan acara bermutu~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar