Jumat, 31 Agustus 2012

Time to Travel [Part 4]

Rencananya di postingan kali ini, saya ingin berbagi cerita tentang Keraton Ngayogyakarta dan Pantai Parangtritis. Saya menjelajahi keduanya di hari Jumat, 24 Agustus 2012. Sudah cukup banyak foto yang diambil menggunakan kamera handphone saya yang hanya 2MP. Padahal, rencana A adalah saya ingin berbagi cerita tentang wisata Indonesia khususnya Yogyakarta setiap hari sepanjang saya ada di Kota Pelajar tersebut dengan foto-foto yang saya telah ambil. Namun, semuanya hilang begitu saja. Mungkin tergulung ombak. Mungkin terkubur pasir pantai. Ya, saya kehilangan handphone (lagi).  Ini yang kedua kalinya dalam dua tahun terakhir. Terakhir kali saya kehilangan hape pada 26 Maret 2011 dan saya pun dibelikan hape baru 3 November tahun lalu. Sedihnya, bahkan belum genap 9 bulan hape saya sudah raib tak berbekas.


Ikhlaskan saja, mungkin di situ ada hak orang lain dan itu belum rezeki saya. Hal tersebut yang dikatakan oleh ibu saya. Entah karena saya yang sudah semakin terbiasa dengan kecerobohan saya yang berujung menghilangkan atau merusak barang, saya sama sekali tidak meneteskan air mata ketika hape saya hilang. Sedih? Pastinya. Tapi, apa lagi yang bisa saya perrbuat? Nothing.

Ya sudahlah. Daripada memikirkan hape yang hilang, lebih baik membicarakan liburannya. Tapi tanpa gambar sih, jadi kurang seru.

Keraton Nyayogyakarta

Sudah berkali-kali saya pergi ke Keraton ini. Mungkin juga karena ayah saya termasuk orang yang menyukai sejarah, kerajaan, keraton, dan budayanya. Ayah saya sempat tinggal di Yogyakarta, mungkin itu alasannya beliau ingin anak-anaknya kuliah di kota ini. Well, both of his son and daughter didn't make his wish come true.

Untuk masuk ke dalam keraton ini, dikenakan biaya yang cukup murah, Rp 5.000,00/orang ditambah Rp 1.000,00 untuk izin kamera. Harga yang sangat terjangkau. Banyak juga wisatawan asing yang datang ke keraton ini. Di sekeliling keraton terdapat dua buah alun-alun, alun-alun utara dan alun-alun selatan, yang masing-masing terdapat dua buah pohon beringin besar yang seperti membentuk gerbang di tengah alun-alun ini. Alun-alun utara terbilang lebih ramai dibanding yang selatan, banyak orang berjualan di sana. Mungkin, karena dekat dengan pintu masuk keraton juga.

Begitu masuk ke dalam Keraton terdapat beragam bangunan mewah kuno. Jalanan yang memisahkan bangunan-bangunan tersebut dikelilingi oleh pasir. Dipamerkan beragam peralatan mulai dari perabot rumah tangga seperti kursi, meja, medali yang diperoleh Sultan, bahkan ada juga peralatan makan, kereta, kain batik, dan juga foto-foto serta lukisan-lukisan. Masih banyak deh.

Di ruang pameran barang-barang milik Sri Sultan Hamengkubuwono IX, tepatnya di meja kerja beliau, saya melihat sebuah buku dengan judul 'Takhta untuk Rakyat'. Sempat sedikit merenung dan berpikir, apabila para petinggi negeri ini berpegang teguh pada frase tersebut, makmurlah negeri kita ini. Sayang, sepertinya mereka lebih banyak berpikir 'Tahta untuk Pribadi/Golongan'. No offense untuk siapapun. Entahlah. Mungkin saya masih sedikit idealis karena belum menjumpai dunia yang katanya terlalu abu-abu di luar sana.

Well, overall, it really worths to visit Keraton Ngayogyakarta.


Pantai Parangtritis

Pantai Selatan yang terkenal dengan urban legend Nyi Roro Kidul ini memiliki pemandangan pantai yang sangat indah. Saya ke sana sore hari, dengan tujuan menikmati sunset yang indah. Di pantai dengan ombak yang terbilang sedang tinggi dan saya yang tidak bisa berenang, pada akhirnya saya hanya duduk-duduk di pantai, melihat ombak yang berkejaran di pantai. Sesekali saya pergi mendekati ombak tersebut untuk merasakan terpaan ombak. Seru! Apalagi saat ombak yang masih terbilang kencang berasa menarik kaki kita yang menginjak pasir yang ikut terbawa ombak. Sepertinya hampir 9 tahun yang lalu terakhir saya pergi ke Parangtritis ini. Kalau tidak salah tepat satu tahun sebelum Tsunami di Aceh, yang membuat saya sedikit takut untuk petgi ke pantai, khususnya pantai luar Indonesia. Dan ternyata beberapa tahun setelah Tsunami di Aceh, memang giliran pantai-pantai Selatan Pulau Jawa yang terhantam musibah seperti Pangandaran dan Parangtritis. Alhamdulillah, pariwisata di kedua pantai tersebut sekarang sudah kembali seperti semula. Saya pun menikmati udara sejuk di pantai dan berjalan-jalan sedikit menyusuri pantai dengan menunggang kuda. Di sana juga, kita bisa naik andong ataupun kendaraan AT. I did take some photos, the beach, the sand, and the waves. Anddd, it's gone.

Malamnya, saya melihat berita di televisi, tentang orang yang hilang di Pantai Pelabuhan Ratu, lebih tepatnya ada 4 orang meninggal dan 3 masih hilang. Di situ saya masih bersyukur karena hanya hape saya yang hilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar