"Ih, wow! Ga kerasa" adalah frase yang paling sering diungkapkan oleh banyak orang. Gue dulu cuma anak kecil cupu, remaja tanggung yang sok dewasa. Cuma seorang anak daerah yang pengen mengenyam pendidikan tinggi dan terdampar di kampus Ganesha yang luar biasa ini. Emm, sepertinya salah kalau gue bilang terdampar karena gue ke sini setelah mendayung perahu sekencang yang gue bisa saat itu. Ya, dulu ITB itu salah satu mimpi besar gue yang bikin gue 'tobat' di semester akhir gue waktu SMA. Haha. Kayaknya gue udah pernah cerita tentang hal ini sebelumnya.
Nothing more I'll say.
Di ITB, begitu masuk, gue dan teman-teman 2009 lainnya yang masih berseragam SMA dan pertama kali mengenakan jas almamater berwarna, hmm, let's say biru kehijau-hijauan
atau hijau kebiru-biruan ?, haha, apapun itu, kami disambut dengan salam hangat kampus Ganesha. Jiwa-jiwa tenang kami mungkin bergetar mendengar teriakan kencang salam tersebut. Di Sabuga sana juga kami diwariskan salam tersebut. Salam yang memiliki arti luar biasa. Didendangkan pula lagu-lagu kampus yang mungkin membuat bulu kuduk berdiri ketika dinyanyikan dengan khidmat atau mungkin karena AC di dalam ruang Sabuga yang terlalu dingin :D.
Just kidding.
Tahun ini, akan memasuki tahun keempat gue di kampus yang insya Allah menjadi tahun terakhir gue memegang titel sebagai mahasiswa S1. Amin. Tapi, bayangan gue di Sabuga saat itu, hari-hari pertama gue menginjakkan kaki di kampus ini terasa lagi karena melihat kembali jas almamater a.k.a jamal yang bertebaran di kampus. Sejujurnya beberapa minggu yang lalu, gue sempat kehilangan jamal gue. Mm, ga bisa dibilang ilang juga sih, gue lupa naro jamal itu dimana. Kok lupa sih? Itu jamal loh? Gue bisa diamuk massa yang pengen banget masuk ITB nih kayaknya. Ya, namanya lupa, mau gimana lagi dong? Tenang, beberapa hari yang lalu udah ketemu kok. Emang kenapa sampe ilang? Ga bangga pake jamal ITB padahal kan ada lambang gajahnya di dada kiri?
At one moment, I'm proud, way too proud. But for another moment, I'm gonna say, "Not that proud" <-- dengan meme Obama dan sejujurnya jamal gue kegedean -_____-. Dulu, gue pernah dikasih tau sama senior gue, di saat gue bangga karena gue dapet jas itu. Jas itu bukan cuma kebanggaan tapi juga tanggung jawab. Sempat gue tertegun sebentar. Tapi, gue masih terlalu egois dan cuek saat itu. Well, sampe sekarang sih. Hal itu sampai sekarang bikin gue bangga tapi juga malu kalo pake atribut apapun yang berbau ITB. Padahal ya, dulu pas gue mau masuk ITB nih, gantungan kunci gue ITB, terus gue sering pake pin ITB juga. Hahaha. Udah sih itu doang.
Ketika nomor registrasi peserta USM Terpusat gue dinyatakan diterima, di STEI pula, yang dulu katanya
passing grade tertinggi, mungkin satu mimpi gue sudah terwujud. Kalau tidak salah pengumuman itu tanggal 12 Juni 2009. Tapi sayangnya, gue sempat menghela nafas terlalu panjang.
I was late to walk on the right track. Nyesel?
A little, but it was my mistake and i need to mend it :). Gue terlalu lamban melangkah dan sepertinya di tahun terakhir ini gue harus bisa lari kenceng, ga kayak kuda, tapi kayak cheetah <-- dari tadi analoginya lebay ya?
Di saat yang lain sudah berkontribusi, berkarya besar, menapaki karirnya, atau meraih mimpi-mimpi besar mereka, gue masih tidur-tiduran di kamar kosan
and just doing nothing. Waktu gue STEI, gue ikutan PLO dengan hanya memenuhi syarat lulus, bahkan kuliah tpb juga gitu, haha. Begitu penjurusan, dagdigdug, super tegang, ga tau deh gue masuk jurusan apa yang penting gue ga kelempar ke Power *
itu do'a gue*. Ga bermaksud gimana sama power loh, yang ada gue takut masuk power karena terlalu imba,
out of my reach. Nah, kalo yang ini mun teu hilap mah tanggal 7 Juni 2010, penjurusan, gue buka ol.akademik.itb.ac.id <-- ini situs paling mengerikan buat anak ITB sepertinya, lol. Jreng jreng jreng! Keluar lah tulisan yang bilang kalo gue masuk Teknik Informatika. Okay! Life goes on! That was my first choice. Alhamdulillah, sejauh ini Allah masih memberikan hal yang gue inginkan dan semoga yang terbaik juga buat gue. Dari mulai masuk ITB dan STEI yang merupakan pilihan pertama gue, masuk IF yang juga pilihan pertama gue. Alhamdulillah. Cuma ucapan syukur yang bisa gue lakukan :). Nilai gue emang ancur-ancuran waktu TPB, ga kayak temen-temen gue yang terlalu jenius. Nilai gue pas-pasan dah. Haha. Masa setaun gue di TPB, gue sempet ikutan seleksi masuk dua unit pendidikan di kampus. Lolos. Tapi, gue ga bisa berkontribusi lebih banyak lagi di sana
for some reasons. I
mean gue gabut. Ya, gue gabut! Huft. Sorry. Padahal terkadang gue mau main ke unit-unit itu lagi, pengen menyalurkan hobi lama dan mendapatkan ilmu baru, pengen berkontribusi lagi.
But I could just say sorry and regret now.
Selesai masa satu tahun gue di TPB dengan nilai gue yang ancur-ancuran dan kegabutan gue di unit. Gue ikut diklat OSKM sama ikutan SPARTA HMIF. Pengalaman berharga? Sangat berharga. Di OSKM, mata gue yang biasanya dipake merem doang jadi kebuka ngeliat kondisi kampus dan kondisi riil di masyarakat. Di SPARTA HMIF, gue dapet banyak teman baru, teman seangkatan yang selama 2 tahun di jurusan ini bareng-bareng terus. Susah senang menghadapi tugas di Informatika yang luar biasa. Infantri. Angkatan gue informatika 2009. Bangga di Infantri? Ga ah. Biasa aja. Kita deket karena situasi dan kondisi yang maksa kita untuk dekat. Gue baru bangga kalau di saat kita dipisahkan oleh situasi dan kondisi nantinya, di saat kita semua udah lulus bareng-bareng, entah dimana kita akan melanjutkan hidup kita, kita tetap ingat satu sama lain, tetap menjaga komunikasi kita, baru deh gue bakal bilang, gue bangga sepenuhnya sama kalian semua wahai Infantri. Sukses semua? Pastinya. Insya Allah. Amin.
Ngomong-ngomong tugas di informatika nih, gue sama beberapa teman yang baru keluar dari kelas Perilaku Organisasi pernah bercanda kalau Labtek V (tempat bernaungnya anak informatika) itu adalah Azkaban dengan dosen-dosennya jadi Dementor dan tugas yang melimpah di informatika sebagai Dementor's Kiss. Itu semua bikin anak-anak Labtek V hidupnya kayak Zombie. Hahaha. Mm, dosennya diibaratkan sebagai Dementor tapi sebenarnya ga ada yang segitu menyeramkannya kok, malahan baik-baik dan dosen-dosen terpilih yang sungguh luar biasa yang alhamdulillah lagi gue berkesempatan untuk dididik oleh beliau-beliau ini :)
Lanjut, masuk tingkat 2, gue baru merasakan TPB a.k.a Tahap Paling Bahagia di ITB ini memang benar begitu adanya. Masuk jurusan berjuta-juta kali lipat bikin stres sampe bikin gue jadi penyakitan. Ini serius. Jadi buat para mahasiswa baru berbahagialah kalian setahun ke depan. Buat yang baru pada masuk jurusan, persiapkanlah diri kalian. Perjuangan keras yang sesungguhnya baru akan kalian rasakan. Di tahun kedua ini, gue dapat teman-teman baru dan keluarga baru. Gimana ga mau deket sama temen-temen kalo kita terkadang kalo nugas bisa 24 jam atau lebih bareng-bareng terus. Yaak, semua karena tugas besar yang sangat luar biasa 'indah' itu. Seringkali kita nginep di sekre bareng-bareng. Bangun pagi abis tidur di sekre, kesiangan, terus langsung masuk kelas
dan belum mandi juga udah biasa.
I'm gonna miss those moments. Gila karena tugas tapi dihadapi rame-rame jadi yaaa sudah lah. Haha. Belum lagi kalau di himpunan lagi ada kegiatan yang waktunya iris mengiris alias beririsan sama kegiatan akademik. Nyamnyamnyam. Tinggal tunggu waktu tepar kalo kondisi lagi nggak fit. Tingkat 2 itu bagaikan perpindahan suhu yang ekstrim, dari mode santai sewaktu TPB berubah jadi mode 'Gilaaak, gue bentar lagi mati!'..
Tingkat 3 nih. Di liburannya, gue udah jadi 'pengkader'. Gue udah ngosjurin anak orang. Gue yang tahun sebelumnnya di-SPARTA sekarang udah nge-SPARTA. Wew. Ditambah beberapa kegiatan himpunan lain yang gue punya tanggung jawab juga dan sebagian besar udah tumpuk menumpuk waktu bahkan
resource-nya. Lucu deh, tiap ada rapat terkadang ketemunya orang yang itu lagi itu lagi. Hahaha. Panik juga bareng-bareng jadinya. Intinya, dimulailah kehidupan tingkat 3 ini dengan seabrek kegiatan :D
Sekarang, untuk kegiatan akademisnya gimana? Hmm, kalo kata anak ITB, biasanya tingkat 3 itu, tingkat ter-'nggak waras' yang pernah ada. Level dewanya selama 4 tahun kuliah. Haha. Gue sendiri terkadang merupakan tipikal orang yang bakal mikir di awal "mati nih gue, mati nih gue", padahal sebenernya setelah dijalani, ya udah, gue jalani dengan seloooow. Gue jalani aja semuanya dengan santai. Em, kadang stres sih kalo udah keterlaluan, tapi wajar dong namanya juga manusia yang masih bisa jenuh. Asal ga sampe depresi aja. Hehe. Hari pertama masuk semester 5 atau hari pertama perkuliahan di tingkat 3, gue udah dapet tugas kecil. Ya, tugas kecil yang udah mulai menyentuh kodingan. Gila ga tuh! Rrr, biasa aja sih, namanya juga IF, apaan lagi tugasnya kalo kaga ngoding. Haha. Pokoknya tingkat 3 itu luar biasa kejam deh. Kacau. Gue beneran sampe jadi penyakitan sejak pertengahan semester 5. Sampai-sampai gue pernah diculik dan dibawa pulang ke Cirebon gara-gara tewas. Yah, itu karena gue yang ga bisa jaga kesehatan sih.
Masuk ke semester 6, yang katanya semester paling tidak bisa menghela nafas lega ini, entah kenapa pas awal-awal gue merasa masih agak lancar. Ga segila semester sebelumnya. Padahal katanya bakal jadi semester paling '
unforgettable'. Sampai masa uts, kegiatan akademis dan himpunan masih bisa gue
handle dengan cukup baik. Selewat itu, gue beneran hampir mati. 'Dementor's kiss' datengnya ga kira-kira, belum lagi ditambah dengan tugas himpunan yang kemarin itu sempat sedikit menyita waktu dan malah jadi molor kerjaannya. Huft. Belum lagi ditambah kehidupan gue di tempat lainnya *
eh, emang gue hidup di mana lagi? haha*. Pokoknya, kehidupan keras pun melanda para mahasiswa semester 6. Tapi, mungkin bener yang senior gue pernah bilang dan udah gue rasain sendiri juga. Semester 6 itu paling berat, tapi kita sudah mulai terbiasa dengan itu semua dan juga sudah mulai menjalankan semuanya dengan 'ya sudahlah, kerjain aja daripada waktunya dipake buat ngeluh terus' atau mungkin juga kita sudah mengerti apa itu tawakkal dengan baik. Haha.
And it was going well for me. Alhamdulillah lagi dan lagi, nilai akademis gue sebenernya naik kalo dibandingin sama semester 5. Haha.
Dari kehidupan 3 tahun itu, gue masih ngerasa, kok hidup gue stagnan ya? Gitu-gitu aja. Ga kayak orang lain. Gue berasa masih jalan di tempat, sedangkan orang lain mungkin udah lari marathon. Kayaknya gue lagi butuh satu motivasi baru yang bisa bikin gue mau mulai bergerak lagi buat ngejer ketinggalan gue dari orang lain. Tapi, sampai sekarang, kerjaan gue masih sama, cuma tidur-tiduran, main game, nonton film, makan dan tidur lagi. Hwaaaa.
My life.