Di beberapa postingan sebelumnya, saya menulis tentang kecerobohan saya yang sudah menghilangkan ponsel saya untuk yang kedua kalinya. Nah, sekarang saya ingin bercerita sedikit betapa bersyukurnya saya saat ini.
Di saat saya kehilangan ponsel saya yang usianya belum genap 9 bulan itu, saya sedih. Tentu saja sedih. Tapi, karena diingatkan oleh ibu saya agar diikhlaskan saja karena mungkin memang bukan rezeki saya, saya sama sekali tidak menangis karena kehilangan tersebut. Ya sudah, ikhlaskan saja, walaupun melupakan cukup lama. Hahaha. Di tambah, ketua divisi saya di himpunan yang baru ganti ponsel yang sama seperti milik saya yang hilang kemarin juga memakai ringtone yang sama untuk notifikasinya. Hoft. Teringat teringat. Tapi tetap berkata di dalam hati, ikhlas, ikhlas.
Ikhlas memang bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Sulit. Kalau ingat film lama, Kiamat Sudah Dekat, ilmu ikhlas lah yang dipelajari pada tingkatan yang tinggi dalam memeluk agama Islam. Di saat kita sudah menjadi master ilmu ikhlas, sepertinya hidup ini akan selalu tenang. Seperti selalu diingatkan kalau apapun yang kita miliki saat ini, sebenarnya hanyalah milik Allah semata. Kita semua hanya dititipkan barang-barang tersebut oleh Allah. Tapi, kita juga harus menjaganya dengan baik.
Mungkin, kemarin saat kehilangan ponsel, masih ada hak orang lain di situ yang belum tersampaikan. Mungkin, saya masih dianggap belum cukup baik untuk menjaga amanah berupa ponsel Samsung Galaxy Y tersebut. Mungkin, Allah ingin mengajarkan saya ilmu ikhlas. Mungkin, Allah ingin memberikan rezeki yang lebih kepada saya setelah membersihkan 'kekayaan' saya. Mungkin, saya diingatkan untuk lebih banyak bersedekah, untuk lebih bisa menjaga amanah yang diberikan-Nya akan barang-barang yang dititipkan kepada saya. Mungkin, saya diingatkan untuk lebih bersyukur akan apa yang saya punya. Mungkin, ya, mungkin masih sangat banyak pembelajaran dari kehilangan tersebut.
Rezeki itu kata orang tidak akan pergi kemana. Sepertinya kali ini hal tersebut saya rasakan secara langusung. Hampir dua minggu sudah saya kehilangan ponsel. Tidak, ponsel saya tentunya tidak kembali. Oleh karena itu, saya berencana untuk menabung. Saya sedang menabung untuk membeli ponsel baru. Saya tidak berani meminta begitu saja kepada ayah saya karena baru menghilangkan ponsel. Menabunglah saya. Sudah mulai mengurangi pengeluaran yang sekiranya tidak perlu.
Tiba-tiba, kemarin malam, salah seorang senior saya di himpunan mengirim pesan melalui salah satu jejaring sosial *yang baru saya buka tadi siang*. Isinya mengenai lowongan kerja part time. Beberapa hari yang lalu, saya memang sempat ingin bekerja part time, tapi saya yakin tidak akan diizinkan oleh orang tua saya. Kalau kata teman saya, 'mroyek lah'. Hadeuuh, saya terlalu pemalas untuk ikutan proyek. Saya ingin pekerjaan yang sederhana, tidak memakan banyak waktu, dan tentu saja mudah untuk dikerjakan. Daaaan, saya mendapat tawaran pekerjaan tadi siang. Masih belum pasti sih, namun hampir pasti sepertinya. Setelah mendengar pekerjaan tersebut mudah, tidak merepotkan, dan gajinya yang cukup lumayan :). Alhamdulillah, rezeki memang tidak pergi kemana. Rencananya, hari Sabtu siang besok saya akan bertemu dengan salah seorang dosen untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pekerjaan tersebut. Semoga segala sesuatunya berjalan lancar. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar