semut itu masih sama.
semut itu masih aku.
kemarin ia baru mulai untuk mendaki gunung itu.
dia pergi dari sarangnya dan menuju ke kaki gunung.
sekarang dia sudah mulai menapaki jejaknya di tanah dalam pendakiannya untuk mencapai pucak gunung itu.
dia menyusuri jalan setapak di bukit dan lembah menuju puncak.
sampai di mana dia sekarang?
semut itu baru menetas dari sebuah telur 0 besar.
perjalanannya masih amat panjang.
ya,tentunya semut itu pernah tersesat. tapi dia bisa menemukan jalannya kembali.
dia meneruskan perjalanannya hingga sekarang mungkin dia baru sampai di ketinggian 1/100 bahkan mungkin hanya 1/1000 dari ketinggian gunung.
itu perjuangan berat.
semut itu sudah tersesat, semut itu terus berlari, semut itu sempat kebingungan menentukan arah, semut itu sempat panik, semut itu terjatuh dan terluka, semut itu berdiri lagi dengan tegap, semut itu tersandung namun dia bangkit lagi, semut itu sakit tapi ia tetap bertahan, semut itu hampir terinjak oleh para pencari kayu di hutan.
Tapi semut itu masih berjalan, menyusuri jalan setapak, di sela-sela rerumputan yang sangat tinggi untuknya seperti pohon jati untuk manusia.
dia berlari sekarang, nafasnya hampir habis, tapi dia tidak mau menyerah, sang semut masih harus tetap berusaha untuk menyentuh awan.
dan ia tidak hanya menargetkan untuk menyentuh awan saja, tapi meraih bintang yang berkilau di langit sana.
masih terlalu jauh.
tapi sang semut bersikeras dengan keinginannya untuk mencapai puncak.
akankan sang semut berhasil menggapainya?
semut itu masih aku.
kemarin ia baru mulai untuk mendaki gunung itu.
dia pergi dari sarangnya dan menuju ke kaki gunung.
sekarang dia sudah mulai menapaki jejaknya di tanah dalam pendakiannya untuk mencapai pucak gunung itu.
dia menyusuri jalan setapak di bukit dan lembah menuju puncak.
sampai di mana dia sekarang?
semut itu baru menetas dari sebuah telur 0 besar.
perjalanannya masih amat panjang.
ya,tentunya semut itu pernah tersesat. tapi dia bisa menemukan jalannya kembali.
dia meneruskan perjalanannya hingga sekarang mungkin dia baru sampai di ketinggian 1/100 bahkan mungkin hanya 1/1000 dari ketinggian gunung.
itu perjuangan berat.
semut itu sudah tersesat, semut itu terus berlari, semut itu sempat kebingungan menentukan arah, semut itu sempat panik, semut itu terjatuh dan terluka, semut itu berdiri lagi dengan tegap, semut itu tersandung namun dia bangkit lagi, semut itu sakit tapi ia tetap bertahan, semut itu hampir terinjak oleh para pencari kayu di hutan.
Tapi semut itu masih berjalan, menyusuri jalan setapak, di sela-sela rerumputan yang sangat tinggi untuknya seperti pohon jati untuk manusia.
dia berlari sekarang, nafasnya hampir habis, tapi dia tidak mau menyerah, sang semut masih harus tetap berusaha untuk menyentuh awan.
dan ia tidak hanya menargetkan untuk menyentuh awan saja, tapi meraih bintang yang berkilau di langit sana.
masih terlalu jauh.
tapi sang semut bersikeras dengan keinginannya untuk mencapai puncak.
akankan sang semut berhasil menggapainya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar